Sabtu 23 Apr 2022 19:08 WIB

Cara Sholat Tarawih Nabi Muhammad SAW

Cara Sholat Tarawih Nabi Muhammad SAW

Red: Agung Sasongko
Rasulullah: Cara Shalat Tarawih Nabi Muhammad SAW
Foto: wikipedia
Rasulullah: Cara Shalat Tarawih Nabi Muhammad SAW

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah rakaat sholat tarawih selalu jadi bahan pembahasan di setiap bulan Ramadhan. Hal ini karena sebagian ulama memiliki pandangan yang berbeda.

Praktiknya di masyarakat pun tidak semua seragam. Namun hal ini dinilai tidak perlu mengurangi esensi beribadah shalat malam di bulan Ramadhan.

Baca Juga

Jika melihat kembali pada riwayatnya, sholat tarawih pada zaman Nabi Muhammad SAW dikerjakan sebanyak delapan rakaat. Kadang dilakukan dalam dua salam atau empat salam.

Kemudian dilanjutkan dengan sholat witir sebanyak tiga rakaat. Kadang dengan sekali tasyahud dan sekali salam pada rakaat ketiga. Begitu pula kadang dikerjakan dengan lima kali salam tarawih dan satu rakaat witir.

Dalam sebuah hadits riwayat Aisyah RA, dikatakan bahwa: "Rasulullah tidak menambah (melebihkan) bilangan sholat malam di dalam bulan Ramadhan yang satu dengan yang lainnya, kecuali sebelas rakaat. Beliau mengerjakan sholat empat rakaat. Maka jangan lah engkau tanyakan tentang bagus dan panjangnya sholat itu. Lalu beliau kerjakan empat rakaat lagi, maka janganlah engkau tanyakan tentang bagus dan panjangnya sholat itu. Setelah itu, beliau kerjakan tiga rakaat. Lalu aku bertanya: "Ya Rasulullah, apakah engkau tidur sebelum engkau witir?". Nabi Muhammad SAW menjawab: "Ya, Aisyah, sesungguhnya dua mataku tertidur tetapi hatiku tidak tidur," (HR. Bukhari dan Muslim).

Selama sholat itu, Nabi Muhammad SAW lama berdirinya, lama rukunya, dan lama sujudnya. Menurut Aisyah, ada satu kali sujud lamanya sama dengan orang membaca lima puluh ayat Alquran. Sebelum itu beliau tidak akan angkat kepala.

Kemudian, Hudzafah RA mengatakan: "(Pada suatu malam) saya sholat bersama Nabi Muhammad SAW. Setelah selesai membaca Alfatihah, beliau membaca surat Albaqarah. Saya mengira beliau akan ruku pada ayat keseratus, tiba-tiba diteruskan bacaannya. Saya pun mengira mungkin akan ruku bila telah selesai Albaqarah. Tapi tiba-tiba mulai membaca surat an-Nisa hingga habis dan lanjut Al Imran. Itupun dibaca dengan tartil satu per satu. Tiap ada ayat tasbih, berhenti utuk membaca Subhanallah. Lalu tiap ada ayat, dosa, berhenti juga untuk berdoa. Juga tiap ada ayat yang menyebut bahaya, berhenti memohon perlindungan. Kemudian barulah ruku dan membaca Subhaana rabbiyal adhiem. Dan ruku hampir sama dengan berdirinya,".

Kemudian beliau membaca: Sami'allaahu liman hamidah rabbana lakal hamdu. Lalu berdiri i'tidak yang lamanya hampir sama dengan rukuknya. Barulah sujud dan membaca subhaana rabbiyal a'la, yang lamanya hampir sama dengan berdirinya. (HR Muslim).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement