Sabtu 08 Jul 2017 16:30 WIB

Dispar Sleman Optimalisasi Pola Pembinaan Desa Wisata

Red: Gita Amanda
Warga dengan pakaian tokoh pewayangan mengikuti Ngayogjazz 2013 di Desa Wisata Sidoakur, Godean, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (16/11) malam.
Foto: Antara Foto/Sigit Kurniawan
Warga dengan pakaian tokoh pewayangan mengikuti Ngayogjazz 2013 di Desa Wisata Sidoakur, Godean, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (16/11) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, terus melakukan upaya optimalisasi pola pembinaan desa wisata yang ada di wilayah setempat.

"Pembinaan yang perlu dilakukan meliputi empat aspek, mulai dari pengembangan destinasi, termasuk juga pengembangan industri di kawasan desa wisata tersebut," kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Sleman Sudarningsih di Sleman, Sabtu (8/7).

Selain itu, katanya, pengembangan pemasaran dan struktur kelembagaan desa wisata juga perlu dilakukan pembinaan. Termasuk kelembagaan yang berbadan hukum sehingga bisa menerima bantuan.

Ia mengatakan masing-masing desa wisata memiliki keunikan. Bahkan tidak bisa disandingkan dengan wisata di tempat lain.

"Desa wisata, bukan jadi saingan bagi tempat wisata lain. Tapi pengembangannya akan sangat berpotensi untuk memunculkan basis budaya lokal," katanya.

Pihaknya juga telah melakukan klasifikasi ulang terhadap sejumlah desa wisata yang ada di wilayah setempat. Klasifikasi ini menurutnya, untuk mengetahui lebih dalam perkembangan desa wisata di Kabupaten Sleman.

Ia mengatakan dari klasifikasi itu, bisa terlihat perkembangan desa wisata setelah beberapa tahun berjalan. "Kami mengategorikan desa wisata meliputi tumbuh, berkembang dan mandiri," katanya.

Dari data saat ini, kata dia, terdapat 18 desa wisata berstatus tumbuh, delapan desa wisata berkembang, dan sembilan desa wisata mandiri. Dari jumlah tersebut menurutnya, masing-masing memiliki tema tersendiri, seperti desa wisata bertema alam, budaya, dan kreatif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement