Selasa 01 Aug 2017 20:52 WIB

Peringati Kemerdekaan, Jokowi Ajak Masyarakat Berzikir

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bayu Hermawan
Presiden Joko Widodo bersama Ibu Iriana Joko Widodo saat menghadiri Lebaran Betawi di Kampung Budaya Betawi Setu Babakan, Jakarta, Ahad (30/7).
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Presiden Joko Widodo bersama Ibu Iriana Joko Widodo saat menghadiri Lebaran Betawi di Kampung Budaya Betawi Setu Babakan, Jakarta, Ahad (30/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) petang ini mengundang para alim ulama serta ribuan jamaah Majelis Dzikir Hubbul Wathan (MDHW) dan jamaah dari pondok pesantren untuk menghadiri Dzikir Kebangsaan "Mensyukuri Nikmat Kebangsaan". Jokowi pun mengajak masyarakat untuk bersama-sama membaca zikir dan bertahlil.

Dzikir kebangsaan ini merupakan agenda pembuka untuk mengawali serangkaian acara HUT Kemerdekaan RI ke-72 selama satu bulan penuh.

"Pada hari ini kita memulai rangkaian peringatan HUT kemerdekaan RI yang ke-72, dan kita memulainya di Istana Negara dengan Dzikir Kebangsaan. Kita membukanya dengan bertasbih dan membaca tahlil, bertahmid, dan membaca takbir," kata Jokowi saat memberikan sambutannya di halaman depan Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (1/8).

Dzikir Kebangsaan ini, lanjut Jokowi, juga dilantunkan untuk mendoakan para pejuang kemerdekaan yang telah gugur serta mendoakan para kiai dan ulama yang berjasa membangun bangsa.

Jokowi berharap peringatan kemerdekaan ini dapat meneguhkan komitmen bangsa Indonesia dalam menjaga persatuan, kerukunan, toleransi, serta kerja sama antarmasyarakat.

"Kerja beriringan antara ulama dan umarah untuk kemajuan Indonesia," ujarnya.

Jokowi mengingatkan, persatuan, kerukunan, serta kerja sama antarmasyarakatlah yang menjadikan bangsa Indonesia unggul dari bangsa lain. Pancasila, sambung Jokowi, menjadi dasar masyarakat Indonesia untuk saling menghargai antarkelompok dan golongan.

Presiden mengatakan, dasar negara Pancasila dapat menjadikan masyarakat Indonesia yang majemuk untuk hidup rukun, bersatu, dan saling menghargai. Hal inilah yang juga membuat banyak pemimpin dari negara lain mengagumi Indonesia.

"Berkali-kali (saya) katakan banyak pemimpin negara lain kagum tehadap kemampuan kita berbhineka tunggal ika. Mereka kagum karena tahu nikmat hidup toleransi kedamaian," jelas Presiden.

Karena itu, ia mengajak masyarakat Indonesia untuk mensyukuri nikmat Allah tersebut dengan bekerja keras dan berdoa. Dzikir kebangsaan ini turut dihadiri kiai dan alim ulama serta masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement