Selasa 08 Aug 2017 00:25 WIB

'Indonesia tidak Mungkin Juara Umum SEA Games 2017'

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Ratna Puspita
Presiden Joko Widodo (kiri) menyerahkan bendera Merah Putih kepada Ketua Kontingen Indonesia SEA Games XXIX Malaysia Aziz Syamsuddin (kedua kiri) saat upacara pelepasan di halaman Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (7/8).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (kiri) menyerahkan bendera Merah Putih kepada Ketua Kontingen Indonesia SEA Games XXIX Malaysia Aziz Syamsuddin (kedua kiri) saat upacara pelepasan di halaman Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (7/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) Laksamana TNI (Purnawirawan) Achmad Sutjipto mengatakan Indonesia tidak mungkin meraih juara umum pada SEA Games 2017 yang dihelat bulan ini di Kuala Lumpur, Malaysia. Namun, Indonesia tetap bertekad memperbaiki peringkat pada multievent dua tahunan itu. 

Satlak Prima tidak bermaksud mengumbar pesimistis. Sutjipto mengatakan dalam olahraga tidak ada giant drifting atau lompatan-lompatan raksasa. "Kita lihat, SEA Games sebelumnya, kita di peringkat ke-5, nggak mungkin langsung bisa juara umum," kata dia, Senin (7/8). 

Dia pun menjelaskan kesulitan Indonesia meraih juara umum tahun ini. Indonesia punya sepuluh disiplin olahraga andalan. Artinya, kontingen Indonesia punya potensi, bahkan sudah pasti meraih medali emas pada sepuluh disiplin olahraga itu. 

Dia menyebutkan, disiplin-disiplin itu, ada rowing (dayung), kano, kayak, bola voli pantai. "Tetapi, (sepuluh disiplin) tidak dipertandingkan di SEA Games kali ini," kat dia. 

Dari sepuluh disiplin olahraga yang tidak ditandingkan itu, kontingen Indonesia sudah pasti kehilangan 28 medali emas yang seharusnya bisa kita bawa pulang. "Disiplin-disiplin itu, salah satu yang minus dari kita di SEA Games tahun ini," kata Sutjipto. 

Dengan demikian, Indonesia hanya bisa mengandalkan 37 dari 38 cabang olahraga (cabor) yang dipertandingkan. Indonesia punya 21 cabang yang menjadi lini utama, untuk bisa meraih medali paling banyak. 

"Paling banyak maksud saya, ya pasti medali emas. Selain 21 cabang itu, dua dari olahraga beregu, dan enam cabang beladiri," kata dia. 

Cabor yang masuk dalam lini utama yakni bola  voli. Indonesia, di olahraga ini, finis di nomor empat pada kejuaran dunia baru-baru ini. "Voli kita hanya kalah dari Korea (Selatan), Jepang, dan Uzbekiztan. Jadi meraka, tentu sudah pasti bisa meraih medali emas di SEA Games," kata dia

Cabang beregu yang juga punya potensi emas yakni futsal putri. "Mereka ini, performance evidence (kemajuan prestasinya) ada, dan itu bukti-bukti dari mereka untuk bisa meraih medali emas," ujar dia. 

Dari lini utama cabang medali emas, Indonesia juga punya potensi di 13 cabang individu seperti atletik, panahan, renang. Ada pula enam cabang bela diri yang masuk dalam lini utama perolehan medali emas.

Satlak Prima juga mengelompokkan sejumlah cabor dalam lini kedua, cabang-cabang yang mungkin bisa meraih medali emas. "Tapi, kita targetnya hanya medali perak. Cabang-cabang ini banyak dari yang olahraga beregu," kata Sutjipto. 

Sutjipto mencontohkan cabang ini seperti rugby dan sepak bola yang memiliki persaingan sangat ketat. Ada juga basket dan polo air yang dikelompokkan sebagai lini kedua. 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) melepas kontingen di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Senin. Dia pun meminta kontingen Indonesia merebut juara umum dalam perhelatan ke-29 kali ini. 

"Ya, kita sebagai negara besar mestinya targetnya seperti itu, kan tadi sudah saya sampaikan,sudah berapa kali kita juara umum? Kalau jadi 11 kan jauh lebih baik," kata Jokowi di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Senin (7/8).

Namun, Sutjipto menyatakan, pemerintah tidak menargetkan peringkat pertama dalam klasemen perolehan medali di pesta antarnegara di Asia Tenggara itu. "Enggak. Anda salah mendengar itu," kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement