Sabtu 19 Aug 2017 03:06 WIB

IIBF 2017 Ingin Sedot 70 Ribu Pengunjung

Red: Nur Aini
Wakil Kepala Bekraf Ricky Joseph Pesik (kedua kanan) memberikan paparannya didampingi Ketua Indonesia Internasional Book Fair Husni Syawie (kiri), Ketua Umum IKAPI Rosidayati Rozalina (kedua kiri) dan Visual Storyteller Wahyu Aditya (kanan) saat acara konferensi pers Indonesia Internasional Book Fair (IIBF) 2017 di Senayan City, Jakarta Pusat, Jumat (18/8).
Foto: Mahmud Muhyidin
Wakil Kepala Bekraf Ricky Joseph Pesik (kedua kanan) memberikan paparannya didampingi Ketua Indonesia Internasional Book Fair Husni Syawie (kiri), Ketua Umum IKAPI Rosidayati Rozalina (kedua kiri) dan Visual Storyteller Wahyu Aditya (kanan) saat acara konferensi pers Indonesia Internasional Book Fair (IIBF) 2017 di Senayan City, Jakarta Pusat, Jumat (18/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pameran Buku Internasional Indonesia (IIBF) yang akan digelar di Jakarta Convention Center (JCC) pada 6-10 September 2017 ditargetkan mampu menarik 70 ribu pengunjung atau meningkat 40 persen dibandingkan 2016.

Ketua Panitia IIBF 2017 Husni Syawie mengatakan acara tersebut tidak hanya memfasilitasi transaksi penjualan buku dan hak cipta, tetapi menjadi pusat interaksi dan promosi literatur, pertukaran ide, gagasan, serta diplomasi budaya.

"Menjadikan IIBF sebagai pameran konten literatur kreatif dan berkualitas di Jakarta merupakan langkah strategis untuk mewujudkan Indonesia sebagai lokomotif pameran buku modern di Asia Tenggara. Pameran ini juga menunjukkan upaya serius Indonesia dalam meningkatkan literasi bangsa," kata Husni dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (18/8).

Sejauh ini, 15 negara Asia Tenggara, Asia Timur, Eropa, dan Timur Tengah telah mengonfirmasi keikutsertaannya dalam IIBF. Selain buku dari penerbit arus utama anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), buku dari sejumlah penerbit asing seperti Gakken, National Geographic, Penguin Random House, Oxford, Cambridge University Press, dan Harvard Business Review akan dipamerkan dalam acara yang didukung oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) itu.

Program yang menjadi unggulan IIBF antara lain 'rights fair and business matchmaking', bursa naskah, festival komunitas literasi, peluncuran dan diskusi buku, serta beberapa lomba. Sejumlah penulis Indonesia seperti Sapardi Djoko Damono, Maman Suherman, Pidi Baiq, Wahyu Aditya, Ernest Prakarsa, dan Lala Bohang akan hadir dalam sesi bincang-bincang bersama penulis.

"Tahun ini, IIBF akan dibuka dengan orasi literasi yang akan disampaikan oleh Duta Baca Indonesia Najwa Shihab. Selain berusaha tampil beda dari acara pembukaan yang biasanya hanya diisi sambutan-sambutan, orasi ini diadakan agar IIBF lebih kuat rasa literasinya," tutur Husni.

IIBF telah mengalami metamorfosis yang signifikan sejak pertama kali diselenggarakan pada 1980, hingga menjadi berkelas internasional sejak Indonesia menjadi tamu kehormatan pameran buku terbesar dunia, Frankfurt Book Fair, pada 2015.

Ketua Umum IKAPI Rosidayati Rozalina yakin IIBF 2017 akan menarik lebih banyak pengunjung, terutama warga negara asing yang sangat berminat pada buku-buku Indonesia. "Misalnya para penerbit Malaysia yang ingin mengundang penerbit Indonesia karena tren peminat buku Indonesia terus meningkat di sana. Orang Malaysia merasa senang membaca buku berbahasa Indonesia yang menurut mereka seperti bahasa sastranya mereka," kata Rosidayati.

Selain novel-novel fiksi, menurut dia, Indonesia unggul dalam buku anak, buku agama Islam termasuk buku tentang fesyen busana muslim, dan buku akademik tentang laporan riset ilmu sosial.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement