Selasa 22 Aug 2017 00:10 WIB

Mahfud MD: Banyak Survei, Anak Muda Idolakan Kaum Radikalis

Rep: Santi Sopia/ Red: Bilal Ramadhan
Mahfud MD
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Mahfud MD

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Dewan Pengarah Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Mahfud MD menyebut, akhir-akhir ini banyak gerakan radikal yang bermunculan. Mahfud mengatakan ada beberapa penelitian yang menyatakan kaum radikalis banyak diidolakan saat ini.

"Seperti banyak survei, anak muda idolanya adalah kaum radikalis. Ada penelitian di sebuah sekolah-sekolah aliyah di daerah tertentu, siapa idola Anda? Ada Soekarno, Gusdur, paling atas seperti Abu Bakar Baasyir dan Habib Rizieq," kata Mahfud saat dalam Diskusi Forum Merdeka Barat 9 "Upaya Memperkuat Persatuan dan Kesatuan" di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Senin (21/8).

Menurutnya, itu merupakan adanya pengaruh radikalisme. Kekhawatiran dari radikalisme saat ini yaitu perubahan sistem, membongkar sampai ke akarnya. Misalnya ingin mengganti dasar negara, konstitusi secara radikal, tidak melalui prosedur-prosedur yang tersedia. Inilah yang sekarang sedang dilawan oleh pemerintah.

"Kita tidak boleh terjebak, ideologi radikalisme, terorisme sehingga pemeritnah juga mengupayakan langkah-langkah membendung radikalisme termasuk (menerbitkan) Perppu Ormas," ujar dia.

Mantan Ketua MK itu mencontohkan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) sebagai korban pertama Perppu Ormas karena organisasi tersebut dianggap masuk gerakan radikallisme. Radikalisme, kata dia, harus ditantang dengan pancasila sebagai ideologi nomor satu. Mahfud menyebut mata ajar Pancasila sudah tak ada di sekolah-sekolah.

Dia menegaskan negara tak menolak perubahan. Perubahan diperlukan tetapi tidak dengan radikalisme, tetapi secara gradual, bertahap. "UUD 1945 kita pakai, dengan pilar bhinneka tunggal ika, yang kurang sempurna di UU DPR misalnya diperbaiki, partainya diperbaiki, bukan dibongkar semua dengan sistem lain," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement