Sabtu 09 Sep 2017 08:02 WIB

IIBF Dorong Pengusaha Melek Politik

Red: Irwan Kelana
Para pembicara dialog
Foto: Dok IIBF
Para pembicara dialog

REPUBLIKA.CO.ID, KARANGANYAR -- Di kalangan komunitas pengusaha di Indonesia, nama  Indonesian Islamic Business Forum (IIBF) memang sangat dikenal sebagai pelabuhan bagi pengusaha yang ingin bangkit dari keterpurukan. Kisah kebangkitan pengusaha dari jeratan utang yang melilit bermunculan setiap hari.

Di sisi lain,  memang tidaklah sulit mencari kisah nestapa para pengusaha yang gulung tikar, bangkrut atau bahkan terlilit uutang di Indonesia. Atau para petani berguguran setiap hari karena tidak mampu menjajakan barang hasil bertaninya. Petani garam contohnya, mereka tidak bisa menjual garamnya di tengah langka dan melonjaknya harga garam didalam negeri. Suatu hal yang  aneh, bukan?

Kini Petani tebu juga dirundung duka yang sama, mereka tidak bisa berjualan di negeri sendiri. Padahal hari ini, sedang mewaba  program entrepreneurship hingga program pendampingan usaha.

Hal-hal di atas menjadi keprihatinan Indonesian Islamic Business Forum (IIBF).  Tak heran, tema kebangkitan pun selalu ditekankan oleh Presiden IIBF Ir Heppy Trenggono.

Hal itu pun kembali ia tegaskan dalam rangkaian pelaksanaan Silaturohim Nasional (Silatnas) IIBF ke-8 dengan tema “Saatnya Kita Bangkit” yang diselenggarakan di Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah, 4-6 September 2017.

“Tema kebangkitan yang selalu menjadi bagian dari perjalanan pengusaha IIBF harus mampu dimaknai sebagai upaya kebangkitan masyarakat, agama dan bangsa, tidak semata hanya individu yang ada di dalamnya,” tutur Heppy Trenggono dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (9/9).

Silatnas IIBF ke-8 itu antara lain diisi dengan dialog yang menampilkan tokoh nasional dalam berbagai bidang. Mereka adalah pakar ekonomi syariah Riawan Amin yang diminta bicara mewakili perspektif ekonomi, mantan ketua DPR Marzuki Alie dalam perspektif menyelesaikan persoalan ekonomi dan kesejahteraan umat dalam perspektif politik dan KH Mahfudz Syoubari dari Forum Peduli Bangsa, sekaligus pengasuh ponpes Riyadhul Jannah, Pacet, Mojokerto.

Menurut mantan Dirut Bank Muamalat, Riawan Amin, kebangkitan ekonomi sangatlah sederhana prinsipnya. Cukup jalankan saja spirit Beli Indonesia. Berjualan ke mana saja tetapi beli dari orang sendiri.

“Jika ini bisa dilakukan oleh pemerintah maka ekonomi masyarakat akan tumbuh, daya beli akan kembali naik. Tanpa sikap seperti itu sangat sulit keluar dari lingkaran setan jeratan ekonomi kapitalis seperti saat ini ujarnya,” ujar Riawan Amin.

Mantan ketua DPR RI Marzuki Alie mengutarakan, sejujurnya pengaruh politik sangat kental dalam setiap paket kebijakan ekonomi. Siapa yang boleh kaya itu juga sebuah desain politik bidang ekonomi. “Pengusaha juga harus melek politik. Tidak hanya hanya cerdas ekonomi,” tuturnya.

Penyelesaian persoalan bangsa, terutama di bidang ekonomi, membutuhkan sentuhan pengusaha. “IIBF bisa ikut memainkan peran strategis jika para pengusahanya melek politik, bukan hanya jadi objek atau korban politik,” tegas Marzuki Ali.

Selain mengamini pendapat dua pembicara sebelumnya, KH Mahfudz Syoubari mengingatkan para pengusaha, selain harus cerdas ekonomi dan melek soal politik juga harus terus mengasah spiritualitas. Dengan demikian, mereka punya pijakan, punya norma dan standar etika dalam berbisnis. “Tanpa memiliki jiwa spiritual yang kuat bisa-bisa kalian jadi monster lho ya,” sindir Kyai Mahfudz.

Menutup dialog tersebut, presiden IIBF meminta kadernya untuk tidak terpengaruh himbauan presiden yang meminta pengusaha tidak masuk politik.

“Untuk yang satu itu tidak perlu kita dengar. Kan Pak Jokowi itu pengusaha mebel yang masuk politik. Kalau bukan pengusaha atau anak-anak bangsa yang memiliki kepedulian mendalam terhadap nasib dan masa depan bangsanya, lalu siapa? Apa mau semua aset strategis kita dikangkangi orang asing terus?” tanya Heppy pada para peserta silatnas.

“Tidak!” jawab mereka serentak, disusul pekikan “beli Indonesia” dan Bela Indonesia yang menggema.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement