Sabtu 09 Sep 2017 16:48 WIB

Penerapan SSA di Depok akan Dikaji Secara Ilmiah

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Endro Yuwanto
Ribuan warga Depok turun ke jalan melakukan aksi demo tolak penerapan Sistem Satu Arah (SSA). Aksi semo turun ke jalan berakhir di depan kantor Wali Kota, Depok, Kamis (7/9).
Foto: Republika/Rusdy Nurdiansyah
Ribuan warga Depok turun ke jalan melakukan aksi demo tolak penerapan Sistem Satu Arah (SSA). Aksi semo turun ke jalan berakhir di depan kantor Wali Kota, Depok, Kamis (7/9).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Uji coba penerapan sistem satu arah (SSA) akan tetap dilanjutkan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok hingga batas waktu yang belum ditentukan. Uji coba SSA di Jalan Dewi Sartika, Nusantara, dan Arif Rahman Hakim (ARH) sudah berlangsung sejak 29 Juli 2017.

"Agar dapat lebih maksimal, Pemkot Depok akan terus mengkaji SSA secara ilmiah dengan melibatkan berbagai pihak yang kompeten di bidangnya," kata Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna, Sabtu (9/9).

Diutarakan Pradi, memang tidak semua kebijakan pemerintah bisa memuaskan semua orang. Akan ada pihak yang merasa keberatan, tapi juga pasti ada yang mendukung. "Karenanya, terkait SSA, kami akan berikan informasi yang akurat dan akuntabel berdasarkan kajian ilmiah," terangnya.

Menurut Pradi, saat ini perkembangan Depok sudah menjadi kota metropolitan, karena itu, butuh regulasi inovatif yang diterapkan. Apalagi, kemacetan di Depok sangat dirasakan semua pihak. Sementara untuk membangun infrastruktur, membutuhkan dana yang sangat besar.

"Dengan kondisi demikian, kami merasa tidak memungkinkan hanya mengandalkan APBD semata. Hal yang paling memungkinkan kami lakukan adalah inovasi. Salah satunya membuat arah lingkaran satu putaran, dan mengurangi pertemuan horisontal yang kerap menjadi penyebab kemacetan," jelas Pradi.

Pradi menambahkan, hampir di semua wilayah Indonesia di pusat-pusat kota, untuk mengurai kemacetan salah satu solusinya dengan menerapkan SSA. Hal semacam itu, juga dilakukan di Kota Bandung, Solo, Yogyakarta, dan Bogor. Bahkan, Kota Bogor sempat dikategorikan sebagai kota termacet se-Asia. Namun setelah SSA diterapkan, meski ada kontra selama sebulan, pada akhirnya, warga setempat bisa merasakan manfaatnya.

"Kami tidak ingin merugikan siapa pun dengan adanya kebijakan SSA. Karenanya kami akan libatkan berbagai pihak untuk memaksimalkan SSA, sehingga semua masyarakat bisa menerima dan merasakan manfaatnya," kata Pradi menjelaskan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement