Rabu 27 Sep 2017 14:07 WIB

UT Tuan Rumah Konferensi Asosiasi Universitas Terbuka Asia

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Konferensi Asian Association of Open Universities (AAOU) digelar 27-29 September 2017 di  Yogyakarta.
Foto: republika/wahyu suryana
Konferensi Asian Association of Open Universities (AAOU) digelar 27-29 September 2017 di Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Konferensi Asian Association of Open Universities (AAOU) digelar 27-29 September 2017 di  Yogyakarta. Konferensi yang dihelat ke-31 kalinya mengangkat tema 'Open University for Inclusive and Equitable Quality Education'.

Universitas Terbuka (UT) mendapatkan mandat jadi tuan rumah konferensi Asia yang dihadiri delegasi dari 23 negara. Ada dari Malaysia, Thailand, Vietnam, Korea, Singapura, Filipina, Jepang, Cina, Hong Kong, India, Pakistan, Sri Langka, Iran, Bangladesh dan Selandia Baru.

Konferensi dibuka Tarian Senyum Indonesia yang menjadi khas DI Yogyakarta. Menggunakan beragam pakaian adat dari sejumlah daerah di Indonesia, kelima penari yang enerjik mampu menyihir mata 306 peserta konferensi, dan ditutup tepuk tangan meriah seisi ruangan.

Rektor UT, Ojat Djarot, mengungkapkan apresiasinya atas kehadiran akademisi, praktisi, administrator, pelajar sampai pengembang teknologi informasi dan komunikasi se-Asia. Terutama, mereka yang fokus kepada sistem pembelajaran terbuka dan jarak jauh.

Ia melihat, kegiatan ini jadi momentum masing-masing peserta untuk berbagi pengalaman terbaiknya, untuk perkembangan universitas-universitas terbuka tidak hanya untuk Asia tapi dunia. Pembelajaran ini dianggap membuka banyak kesempatan kampus untuk dapat mengeksplorasi diri.

"Semoga perkembangan yang ada dapat dikuatkan dengan komitmen sosial, sehingga UT terutama dapat memberikan pendidikan yang eksklusif, dan momen ini bisa menghadirkan jaringan baru untuk berkolaborasi," kata Ojat di Hotel Royal Ambarukmo, Rabu (27/9).

Presiden AAOU, Melinda Dela Pena Badalaria dari menuturkan, universitas terbuka sudah mengalami perkembangan yang sangat jauh, sehingga harus bisa terus menyediakan akses untuk berkembang. Ia meminta peserta konferensi bisa memastikan perkembangan itu benar-benar terjadi.

Untuk itu, selama tiga hari ke depan, ia ingin konferensi dapat jadi wadah bertukar pengalaman pelayanan pendidikan yang ada, demi peningkatan kualitas kampus masing-masing. Menurut Melinda, jaringan yang terjalin merupakan salah satu tujuan terpenting konferensi diselenggarakan.

"Jadikan konferensi ini momentum meningkatkan tanggung jawab memajukan kualitas pendidikan bukan hanya di Asia, tapi dunia," ujar Rektor Universitas Terbuka di Filipina tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement