Selasa 10 Oct 2017 15:14 WIB

Ketum PSI: Publik tak Lagi Percaya Parpol dan DPR

Red: Bilal Ramadhan
Ketua Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie (kanan) bersama pengurus PSI membawa kontainer berisi berkas dan syarat-syarat pendaftaran ketika mendaftarkan partainya di KPU Pusat, Jakarta, Selasa (10/10).
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie (kanan) bersama pengurus PSI membawa kontainer berisi berkas dan syarat-syarat pendaftaran ketika mendaftarkan partainya di KPU Pusat, Jakarta, Selasa (10/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie mengatakan saat ini kepercayaan publik terhadap partai politik dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) berada di titik nadir.

"Dari survei beberapa tahun sebelumnya, partai politik dan DPR selalu berada di tempat terendah dari sisi kepercayaan masyarakat. Jadi DPR dan partai ini sudah berada di titik nadir," ujar Grace di Jakarta, Selasa (10/10).

Dia mengatakan PSI mencoba hadir untuk mengubah stigma negatif tersebut. PSI mencoba menawarkan sebuah proses seleksi calon legislatif yang terbuka, transparan, profesional dengan sistem pendanaan yang dilakukan sendiri oleh publik.

"Kami mau memasukan orang-orang baik di parlemen. Kami seleksi dengan ketat, seleksi secara terbuka, dan didanai publik. Masa sih orang tidak pilih PSI ditengah kondisi kepercayaan publik terhadap parpol dan DPR itu ada di titik nadir," ujar dia.

Grace menegaskan jumlah wakil rakyat di seluruh Indonesia totalnya hanya 20.000 orang, yang harus mewakili lebih dari 250 juta rakyat. Oleh karena itu, seorang caleg haruslah merupakan orang-orang yang baik. Dengan cara seleksi caleg yang profesional PSI meyakini elektabilitas akan naik, dan mampu mencapai presidential threshold sebesar 20 persen.

"Jadi menurut saya, hitungan saya itu 20 persen bukan lah mimpi di siang bolong bagi PSI. Asalkan konsisten," jelas Grace.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement