Rabu 25 Oct 2017 17:40 WIB

Produk Nasional Ini Bakal Disaksikan 5 Miliar Pasang Mata

Rep: Fitriyanto/ Red: Endro Yuwanto
Wakil Presiden Jusuf Kalla (kiri) menyaksikan penandatanganan kerjasama pendanaan Asian Games 2018 oleh Ketua Pelaksana INASGOC Erick Thohir (tengah) dengan Dirut PT Telekomunikasi Indonesia Alex J Sinaga (kanan) di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (25/10).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Wakil Presiden Jusuf Kalla (kiri) menyaksikan penandatanganan kerjasama pendanaan Asian Games 2018 oleh Ketua Pelaksana INASGOC Erick Thohir (tengah) dengan Dirut PT Telekomunikasi Indonesia Alex J Sinaga (kanan) di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (25/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Produk nasional dari enam BUMN yang telah menandatangani kerja sama sponsorship Asian Games 2018 serta sponsor nasional lainnya akan disaksikan hingga lima miliar pasang mata. Hal ini diungkapkan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat acara penandatanganan kerja sama antara INASGOC dan enam BUMN, Rabu (25/10) di Kantor Wakil Presiden, Jalan Merdeka Utara.

"Asian Games adalah ajang multievent olah raga terbesar setelah olimpiade. Hal ini sangat baik untuk mengenalkan produk nasional Indonesia kepada dunia internasional. Jangan sampai nanti logo sponsor hanya diisi oleh produk asing, misalnya Cina semua" ujar Jusuf Kalla, Rabu.

Kalla menambahkan, dukungan dari BUMN menjadi hal yang sangat penting. "Tidak enak jika di Asian Games 2018 nanti, atlet kita juara, saat pengalungan medali nanti logonya Citibank, Petronas, dan perusahaan asing lain. Perusahaan nasional harus tampil di Asian Games 2018."

Penandatangan kerja sama sponsorship yang disaksikan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla itu dilakukan INASGOC dengan PT Telekomunikasi Indonesia, PT Telekomunikasi Seluler Indonesia (Telkomsel), PT Bank Negara Indonesia (BNI), PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), PT Bank Mandiri, dan PT Pertamina.

Menurut Kalla, terakhir kali Indonesia menjadi tuan rumah adalah pada Asian Games 1962. "Di kawasan Asia Tenggara, Asian Games juga terakhir tahun 1990-an, jadi tuan rumah Asian Games 2018 nanti adalah suatu berkah bagi Indonesia. Karena dengan adanya Asian Games 2018, kita kembali membangun sarana umum, baik itu perkampungan atlet, alat transportasi, maupun venues pertandingan yang nanti akan kita manfaatkan," jelas dia.

Untuk menggelar Asian Games 2018, lanjut Kalla, membutuhkan dana yang tidak sedikit, yakni sebesar Rp 5,6 triliun. Selain menggunakan anggaran pemerintah sebesar Rp 4,5 triliun, kekurangannya akan didapatkan dari sponsor, penjualan tiket pertandingan, dan lain-lainnya. "Dan dari kerja sama dengan enam BUMN total yang ditandatangani Rp 500 miliar. Ini sangat membantu."

Kalla pun meminta semua elemen mendukung demi suksesnya Asian Games 2018. "Banyak jenderal juga yang ikut serta dalam kepanitiaan Asian Games 2018. Selain itu juga ada perwakilan pemerintah dan swasta, ini semua untuk satu tujuan sukses Asian Games 2018. Jangan sampai gagal Asian Games 2018, karena kalau gagal akan jadi kampanye hitam karena tahun berikutnya ada pemilihan umum."

Dampak positif lainnya, menurut Kalla, juga akan terjadi usai Asian Games 2018. Setelah Asian Games 2018, turis mancanegara diperkirakan akan meningkat. Dunia internasional yang selama ini tidak mengenal Indonesia dengan baik, akan kian mengenal Indonesia. "Dalam forum internasional di Istanbul Turki beberapa waktu lalu saya bahkan disebut dari Malaysia," keluh dia.

Ketua Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (INASGOC) Erick Thohir menambahkan, Asian Games 2018 nanti tidak hanya akan disiarkan langsung di benua Asia, tetapi juga akan disiarkan di Amerika Serikat dan Amerika Latin. "Jadi Asian Games 2018 menjadi ajang promosi bagi produk nasional di dunia internasional. Ajang ini harus dimanfaatkan perusahaan nasional, kami berharap BUMN penetrasi produknya ke dunia internasional," jelas dia.

Baca juga: INASGOC Gandeng Enam BUMN Jadi Sponsor Prestige Asian Games

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement