Kamis 23 Nov 2017 16:41 WIB

Konflik Timur Tengah Dinilai Sisihkan Isu Palestina

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Peta Baru Timur Tengah
Foto: Global Research
Peta Baru Timur Tengah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar RI untuk Yaman, Nurul Aulia, menyatakan konflik Timur Tengah yang semakin memanas akhir-akhir ini telah menyisihkan isu Palestina. Ia menyampaikan pandangannya di hadapan lebih dari 450 mahasiswa dan dosen dari berbagai jurusan dan fakultas, dalam seminar Kebijakan Luar Negeri Indonesia di Timur Tengah di Universitas Islam Bandung (Unisba), Kamis (23/11).

Menurutnya, energi dunia Arab justru dihabiskan untuk konflik di antara negara-negara Arab itu sendiri. Di sisi lain Israel memiliki ruang strategis untuk melanjutkan agenda pendudukannya, meski bertentangan dengan resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB.

"Akibat konflik Timur Tengah belakangan ini, isu Palestina menjadi termarginalisasi. Hal itu merugikan Palestina dan sangat menguntungkan bagi Israel. Ini yang harus kita benahi. Kita harus kembalikan sentralitas isu Palestina dalam agenda internasional. Palestina ada dalam napas Polugri RI," ujar Nurul Aulia, dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (23/11).

Untuk menyikapi hal itu, Pemerintah Indonesia berupaya untuk mendekati negara-negara Arab dan mendorong mereka untuk menyelesaikan setiap permasalahan dengan cara damai dan tanpa kekerasan. Pemerintah Indonesia juga terus-menerus menjaga agar isu Palestina tetap berada di posisi teratas prioritas penyelesaian masalah di Timur Tengah.

Hampir di setiap pertemuan dengan para pemimpin negara-negara Arab dan Islam, Presiden RI maupun Menteri Luar Negeri RI selalu mengangkat isu Palestina untuk dibahas. Indonesia juga terus-menerus memberikan bantuan dalam berbagai bentuk.

Indonesia memberikan program capacity building untuk 1.811 PNS, polisi, dan warga Palestina. Ada pula hibah cardiac center untuk RS Al Shifa di Gaza senilai Rp 20 miliar dan pendirian Rumah Sakit Indonesia di Gaza hasil inisiatif LSM MER-C.

Nurul menggaris bawahi prinsip-prinsip dasar kebijakan luar negeri Indonesia di Timur Tengah. Prinsip-prinsip tersebut antara lain kebijakan bebas aktif yang diabdikan bagi kepentingan nasional.

Menurutnya, Indonesia juga bersahabat dengan semua bangsa dan negara atas dasar saling menghargai dan menghormati, serta mendukung penyelesaian konflik melalui cara-cara damai dan dialog inklusif. Selain itu Indonesia berkontribusi dalam memperkuat sendi-sendi hukum internasional dan organisasi internasional guna mewujudkan perdamaian dan keamanan di kawasan.

Selain di bidang politik, Indonesia juga mendorong peningkatan kerja sama ekonomi dengan Timur Tengah yang diarahkan untuk memperluas pasar produk ekspor Indonesia. Diplomasi Indonesia diarahkan untuk menarik investasi dari Timur Tengah, memanfaatkan pasar proyek infrastruktur dan tenaga kerja profesional di Timur Tengah. Dia mengatakan Indonesia mendorong BUMN dan swasta dalam negeri untuk memanfaatkan peluang investasi di Timur Tengah termasuk di negara-negara Afrika Utara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement