Selasa 05 Dec 2017 19:05 WIB

Suvenir Asian Games 2018 Resmi Dijual Awal Tahun Depan

Rep: Fitriyanto/ Red: Endro Yuwanto
Logo Asian Games 2018
Logo Asian Games 2018

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panitia penyelenggara Asian Games 2018 (Inasgoc) baru saja menunjuk vendor untuk penjualan suvenir dan pernak-pernik Asian Games. Suvenir tersebut diharapkan sudah dapat diperjualbelikan awal tahun depan.

Direktur Revenue Inasgoc Hasani Abdulgani kepada Republika.co.id, Selasa (5/12) menyatakan, pada awal tahun 2018 suvenir sudah dapat diperjualbelikan.

"Penjualannya akan bekerja sama dengan pusat belanja. Saat ini kami sudah bekerja sama dengan 10 pusat belanja yang ada di Jakarta. Kami menyasar tempat yang didatangi banyak orang" kata Hasani.

Saat ini sepuluh pusat belanja tersebut sedang melakukan persiapan untuk pembangunan booth atau stand penjualan suvenir Asian Games 2018.

Sepuluh pusat belanja yang sudah menjalin kerja sama untuk menjual suvenir adalah FX Sudirman, Gandaria City, Pacific Place, Plaza Indonesia, Kota Kasablanka, Central Park, Bintaro Exchange, Pondok Indah Mall, Senayan City, dan Mal Puri Indah.

Selain sepuluh pusat belanja tersebut, menurut Hasani, nantinya souvenir akan dijual melalui jaringan minimarket Alfamart. Inasgoc juga akan membuka booth sendiri di kawasan Senayan. "Kalau untuk yang di Senayan akan kami buka pada bulan Agustus menjelang Asian Games digelar. Demikian pula di Palembang akan tersedia di Jakabaring," jelas Hasani.

Souvenir Asian Games 2018 yang akan dijual berupa maskot, baju, kaos, tas, topi, bantal leher, dan lain sebagainya. Hanya yang ditunjuk Inasgoc saja yang berhak menjualnya. "Seperti halnya suvenir di Piala Dunia, semua ada aturannya. Untuk Asian Games, Inasgoc diberi mandat oleh OCA untuk menjadi pemegang hak ciptanya," terang Hasani.

Oleh sebab itu, menurut Hasani, hanya Inasgoc yang memiliki hak penggunaan logo Asian Games 2018 yang akan diperjualbelikan. "Di luar Inasgoc kami pastikan itu barang KW atau tiruan. Dan ini melanggar hukum. Kalau ada yang menjual tanpa izin kami akan proses secara hukum."

Untuk pemberdayaan usaha kecil menengah (UKM), lanjut Hasani, akan ada sarananya. "Misalnya kami akan melibatkan UKM untuk menjual pernik tradisional khas daerah. Tetapi, tidak boleh menggunakan logo Asian Games."

Penjualan suvenir Asian Games 2018 ditargetkan mencapai angka Rp 22 miliar. Ini termasuk dalam target besar sponsor dari pihak swasta yang mencapai Rp 1,5 triliun. "Respons pasar terhadap Asian Games 2018 sangat tinggi. Jika dibanding Asian Games 2014 Incheon, mereka baru enam bulan sebelum pelaksanaan mendapat sponsor. Saat ini kami lebih epat. Bahkan target Rp 1,5 triliun sponsor swasta sudah tercapai," jelas Hasani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement