Kamis 07 Dec 2017 04:06 WIB

Pemerintah Cina Mulai Sosialisasi Hadapi Perang Nuklir

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nur Aini
Hubungan Cina-Korea Utara (ilustrasi)
Foto: iamkoream.com
Hubungan Cina-Korea Utara (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,BEIJING -- Jilin Daily, sebuah koran milik pemerintah Cina, memuat iklan layanan masyarakat tentang cara-cara menyelamatkan diri dalam situasi serangan nuklir.

Reuters pada Rabu (6/12), melaporkan media massa tersebut beredar di Kota Jilin, dekat perbatasan Cina-Korea Utara.

Iklan tersebut tampil satu halaman penuh di Jilin Daily. Namun, tidak disebutkan di sana bahwa Korut merupakan sebuah ancaman.

Iklan ini tampak semata-mata mengedukasi pembacanya. Misalnya tentang perbedaan bahaya antara senjata nuklir dan bentuk-bentuk persenjataan lainnya. Di bagian akhir, ada ilustrasi bagaimana seseorang dapat melindungi diri saat terjadi serangan nuklir.

Dalam iklan itu dijelaskan, ada lima bahaya serangan demikian, yakni radiasi cahaya, gelombang efek ledakan, paparan sesaat pasca-ledakan, daya elektro-magnetis nuklir, dan polusi radioaktif.

Untuk menghindari semua itu, publik disarankan antara lain untuk bersembunyi di dalam parit atau perairan sungai dan danau. Bilamana serangan terjadi, publik juga diminta untuk menutupi kulit dengan pakaian berwarna cerah serta lari selekasnya dari lokasi target serangan.

Iklan ini juga menjelaskan langkah-langkah bilamana seseorang terpapar radiasi nuklir. Misalnya, membasuh alas kaki dengan air, memakai kapas (cotton buds) untuk membersihkan telinga, dan memberikan stimulus agar korban dapat muntah atau buang air kecil sehingga paparan radiasi keluar dari dalam tubuhnya.

Reuters melansir, belakangan ini pemerintah Cina meningkatkan konsen terhadap krisis nuklir Korea Utara. Pekan lalu Pyongyang memprovokasi Amerika Serikat (AS) dan negara-negara sekutu dengan meluncurkan rudal berkemampuan termutakhir.

Setelahnya, AS dan Korea Selatan menggelar latihan gabungan angkatan udara masing-masing dekat wilayah Korea Utara. Pemimpin Korut, Kim Jong-un menyebut kolaborasi tersebut sebagai provokasi untuk keamanan Semenanjung Korea.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement