Jumat 08 Dec 2017 22:15 WIB

PTBA Teken Perjanjian Hilirisasi Batu Bara

Red: Citra Listya Rini
  Aktivitas tambang Batu bara PT Bukit Asam (PTBA) Tbk di lokasi Unit Pertambangan Tanjung Enim, Sumatra Selatan (Sumsel).   (Republika/Maspril Aries(
Aktivitas tambang Batu bara PT Bukit Asam (PTBA) Tbk di lokasi Unit Pertambangan Tanjung Enim, Sumatra Selatan (Sumsel). (Republika/Maspril Aries(

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  -- PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menandatangani perjanjian (HoA) hilirisasi batu bara dengan PT Pertamina (Persero), PT Pupuk Indonesia (Persero), dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk untuk menciptakan produk akhir dengan nilai jual tinggi.

"Kami ingin menciptakan nilai tambah, mentransformasi batu bara menjadi ke arah hilir dengan teknologi gasifikasi, dengan menciptakan produk akhir yang memiliki kesempatan nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan sekadar produk batubara. Diharapkan akan semakin menguntungkan perusahaan," kata Direktur Utama Bukit Asam Tbk, Arviyan Arifin di Jakarta, Jumat (8/12).

Penandatanganan dilakukan oleh Arviyan, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik, Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Aas Asikin Idat, dan Presiden Direktur PT Chandra Asri Petrochemical Tbk Erwin Ciputra.

Arviyan mengatakan, teknologi gasifikasi ini memungkinkan mengkonversi batu bara muda menjadi syngas yang merupakan bahan baku untuk diproses lebih lanjut menjadi Dimethyl Ether (DME) sebagai bahan bakar, urea sebagai pupuk, dan Polypropylene sebagai bahan baku plastik.

Setelah penandatanganan perjanjian ini, kata Arviyan, PTBA bersama Pertamina, Pupuk Indonesia, dan Chandra Asri Petrochemical akan mempersiapkan pelaksanaan Bankable-FS (studi kelayakan), Amdal, dan persiapan pendanaan untuk melakukan proses pengadaan Engineering Procurement Construction (EPC).

"Untuk menunjang kerja sama ini, akan dibangun pabrik pengolahan gasifikasi batu bara pada Bukit Asam Coal Based Industrial Estate (BACBIE) yang berada di mulut tambang batubara Tanjung Enim, Sumatra Selatan. BACBIE akan berada pada satu lokasi yang sama dengan PLTU Mulut Tambang Sumsel 8," ujar Arviyan.

Ia menyampaikan, pembangunan pabrik pengolahan gasifikasi batu bara direncanakan mulai beroperasi pada November 2022. Diharapkan produksi dapat memenuhi kebutuhan pasar sebesar 500 ribu ton urea per tahun, 400 ribu ton DME per tahun dan 450 ribu ton Polypropylene per tahun.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik juga mengatakan kerja sama ini merupakan langkah strategis bagi semua pihak, untuk kepentingan ketahanan energi nasional, dalam pemanfaatan (DME) sebagai bahan bakar, serta pengembangan bisnis petrokimia hasil olahan dari batubara.

"Kita akan memanfaatkan sumber daya di dalam negeri yang belum termanfaatkan berupa low rank coal yang ketersediaannya sangat melimpah hingga 50 tahun ke depan," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement