Rabu 27 Dec 2017 17:31 WIB

Gunung Sinabung Kembali Meletus Disertai Awan Panas

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Andi Nur Aminah
Foto dengan teknik long exposure menujukkan lava pijar Gunung Sinabung yang kembali meletus, Rabu (2/8)
Foto: Dedi Sinuhaji/EPA
Foto dengan teknik long exposure menujukkan lava pijar Gunung Sinabung yang kembali meletus, Rabu (2/8)

REPUBLIKA.CO.ID, KARO -- Gunung Sinabung di Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara (Sumut) kembali meletus dengan amplitudo 120 milimeter dan durasi 500 detik pada Rabu (27/12) pukul 15.36 WIB. Pos Pengamatan Gunung Sinabung PVMBG melaporkan letusan disertai dengan awan panas guguran dengan jarak luncur 3.500 meter ke arah Tenggara hingga Timur dan 4.600 meter ke arah Selatan hingga Tenggara.

Angin di daerah Gunung tersebut bertiup ke arah Timur hingga Tenggara. Dari puncak kawah keluar asap disertai abu vulkanik kelabu hitam dengan tekanan sedang hingga kuat.

"Hujan abu vulkanik jatuh di beberapa desa di sekitar Gunung Sinabung. Aktivitas vulkanik Gunung Sinabung masih tinggi. Status Awas (level 4) diberlakukan sejak bulan Juni (2/6) hingga saat ini," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis yang didapat Republika.co.id, Rabu (27/12).

Ribuan penduduk menjadi korban yang terdampak langsung dari hujan abu vulkanik akibat letusan Gunung Sinabung. Tidak ada korban jiwa akibat letusan tersebut.

Hujan abu menyebar di beberapa tempat seperti di Desa Sukanalu, Kota Tonggal, Kuta Tengah, Gamber, Berastepu, Jeraya, Pintu Besi, dan beberapa desa lain di sektor timur. PVMBG sendiri merekomendasikan masyarakat dan pengunjung agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius tiga kilometer dari puncak.

Aktivitas juga dilarang untuk dilakukan dalam jarak tujuh km untuk sektor Selatan - Tenggara, enam km untuk sektor Tenggara - Timur, serta jarak empat km untuk sektor Utara - Timur dari Gunung Sinabung. Pemerintah dan Pemda Karo hingga saat ini masih terus menyelesaikan relokasi warga Gunung Sinabung.

Meletusnya Gunung Sinabung yang tak henti-henti telah menyebabkan kawasan rawan bencana meluas dan beberapa desa-desa tidak boleh ditempati lagi. "Masyarakat harus direlokasi ke tempat yang aman. Sebanyak 3.331 Kepala Keluarga (KK) harus direlokasi," ujar Sutopo.

Total 370 KK warga dari Desa Bekerah, Desa Simacem dan Desa Sukameriah sudah selesai direlokasi di kawasan Siosar. Sebanyak 1.863 KK dalam proses relokasi mandiri dan diharapkan awal tahun 2018 selesai. Selain itu sebanyak 1.098 KK akan direlokasi di kawasan Siosar yang ditargetkan selesai pada tahun 2018 mendatang. Bagi pengungsi yang tidak harus direlokasi pemerintah telah membangun 348 unit hunian sementara.

"Masyarakat diimbau untuk terus waspada dan mentaati rekomendasi pemerintah. Tidak dapat diprediksikan sampai kapan Gunung Sinabung akan berhenti meletus. Parameter vulkanik dan seismisitas gunung masih tetap tinggi sehingga potensi letusan susulan masih akan tetap berlangsung," lanjutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement