Sabtu 30 Dec 2017 02:10 WIB

Undip Hidupkan Lagi Marine Science Techno Park

Red: Yudha Manggala P Putra
Universitas Diponegoro (Undip)
Foto: undip.ac.id
Universitas Diponegoro (Undip)

REPUBLIKA.CO.ID, JEPARA -- Universitas Diponegoro (Undip) Semarang menghidupkan kembali keberadaan Marine Science Techno Park (MSTP) di kompleks Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan di Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, sebagai pusat penerapan teknologi yang mendorong perekonomian masyarakat.

Untuk memastikan keseriusan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang menghidupkan MSTP yang berada di Desa Teluk Awur, Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara itu, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi M. Nasir melakukan kunjungan monitoring perkembangan pembangunan MSTP, Jumat (29/12).

Rektor Undip Semarang Yos Johan Utama menegaskan MSTP di Teluk Awur yang sebelumnya tidur akan dihidupkan kembali. Setelah sempat berkembang pada tahun 1995, lanjut dia, MSTP kemudian meredup dan tahun ini kembali dihidupkan kembali, karena fasilitas yang tersedia saat ini cukup lengkap dan mahal, salah satunya laboratorium canggih senilai Rp 10 miliar.

Fasilitas lainnya, yakni tersedianya program untuk menghidupkan MSTP. "Jika sebelumnya anggaran untuk Science Techno Park (STP) yang digelontorkan hanya Rp 8 miliar, kini ditingkatkan menjadi Rp 43 miliar," ujarnya.

Nantinya, lanjut dia, masyarakat juga bisa mengakses keberadaan MSTP tersebut, sehingga bisa digelar pelatihan untuk mendorong kegiatan perekonomian masyarakat setempat. Apalagi, kata dia, nantinya banyak inovasi yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dalam mendukung aktivitas perekonomian mereka.

MSTP tersebut, kata Johan, tidak hanya untuk mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, melainkan Fakultas Ekonomi, Teknik, Fisip serta Hukum juga bisa memanfaatkan keberadaan MSTP tersebut.

Sementara itu, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi M. Nasir optimistis MSTP Jepara ini nantinya bisa berkembang dengan baik dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. "Kami berharap, pusat riset ini bisa dihilirisasi menjadi bidang komersial agar bisa dimnafaatkan oleh masyarakat," ujarnya.

Ia mencontohkan, di bidang hachery atau panti benih udang vaname, bisa dikembangkan menjadi lebih baik, sehingga bisa dijual ke masyarakat dan mendapatkan nilai tambah yang lebih baik. "Harapannya bisa menyelesaikan kebutuhan benih udang di tingkat Jateng dan jika bisa untuk tujuan ekspor," ujarnya.

Untuk areal tambak udang, kata dia, tersedia cukup luas, terutama di pantura. "Kami dorong STP ini bisa menghasilkan benur yang baik. Tahun 2018 harus sudah mulai produksi," ujarnya.

Keberadaan STP di Jepara ini, lanjut dia, merupakan yang keempat dari sembilan STP di Tanah Air. Biaya operasional di STP Undip tersebut, diharapkan bisa dihasilkan sendiri, mengingat sarana dan prasarananya sudah disiapkan, terutama laboratoriumnya. "Harapannya bisa menggerakkan ekonomi masyarakat, sehingga jangan meminta anggaran ke tempat lain," ujarnya.

Kalaupun pihak Universitas turut membantu, kata dia, hanya bisa memberikan dukungan dalam jumlah kecil. "Jika STP tersebut tidak bisa berkembang, maka kami anggap gagal. Oleh karena itu, kami mendorong menjadi lebih baik," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement