Rabu 31 Jan 2018 16:20 WIB

Sungai Ciujung Meluap, Berstatus Awas

Warga tinggal di sekitar bantaran Sungai Ciujung diminta waspada.

Red: Yudha Manggala P Putra
Banjir yang diakibatkan meluapnya Sungai Ciujung menyebabkan perumahan warga tenggelam.
Foto: Antara
Banjir yang diakibatkan meluapnya Sungai Ciujung menyebabkan perumahan warga tenggelam.

REPUBLIKA.CO.ID,  LEBAK -- Sungai Ciujung di Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, meluap Rabu (31/1) pukul 14.20 WIB.  Badan Penanggulan mengatakan sungai itu kini berstatus awas dan mengimbau warga sekitar mewaspadai potensi banjir

"Kita terus mengimbau warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai agar meningkatkan waspada bencana banjir," kata Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Madias di Lebak, Rabu (31/1).

Saat ini, petugas kebencanaan melakukan pemantauan di sekitar bantaran Sungai Ciujung karena tinggi permukaan air mencapai 485 sentimeter dan debit air 738 meter kubik per detik.

BPBD menetapkan Sungai Ciujung berstatus awas banjir sehubungan curah hujan di daerah itu cenderung meningkat.

Luapan Sungai Ciujung terjadi setelah kawasan hulu Taman Nasional Gunung Halimun Salak dan hutan adat Baduy dilanda hujan deras.

Selain itu juga curah hujan dengan kapasitas ringan dan sedang masih berlangsung antara 1,5 jam sampai lima jam.

Peluang hujan terjadi pagi, siang, sore, malam hingga dini hari.

Saat ini, permukaan air Sungai Ciujung meluap bisa menerjang permukiman penduduk.

"Kami minta warga bantaran sungai tetap waspada, meskipun air sungai belum melanda ke permukiman," katanya.

Camat Rangkasbitung Kabupaten Lebak Ade Sutiana mengimbau masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran Sungai Ciujung agar waspada banjir sehubungan debit air sungai meluap.

Masyarakat yang tinggal di bantaran sungai itu antara lain perkampungan di Kelurahan MC Rangkasbitung Barat, MC Timur Rangkasbitung Timur, Cijoro Lebak, Cijoro Pasir, Desa Kolelet Wetan dan Desa Pabuaran.

Diperkirakan warga yang tinggal di bantaran sungai ribuan kepala keluarga sehingga warga perlu meningkatkan waspada banjir.

"Kami sudah mengintruksikan lurah,desa dan rukun warga agar mengaktifkan ronda malam guna mengantisipasi banjir," katanya.

Ujang (50), warga Lebak Sambal Kelurahan Cijoro Lebak Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak mengaku bahwa rumah miliknya yang berada di daerah aliran sungai (DAS) Ciujung mulai meningkatkan kewaspadaan karena khawatir tergenang banjir.

Ia dan tetangga lain belum mengungsi ke tempat yang lebih aman, meskipun air sungai meluap. Selama ini permukiman warga yang tinggal di bantaran sungai merupakan kawasan langganan banjir, seperti Kampung Salahur, Lebak Sambel, Kebon Kelapa, Kalimati, Leuwiranji, Keboncau, Babakan Nemboseeng, dan Kololet, Kecamatan Rangkasbitung.

Begitu pula, Saleh (55), warga Kalimati, Kelurahan MC Barat Rangkasbitung sudah mempersiapkan peralatan elektronika ke tempat aman karena khawatir terkena banjir.

"Kami tidak mau terulang banjir tahun lalu seisinya rumah terandam air, termasuk perabotan elektronika," katanya menjelaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement