Kamis 01 Feb 2018 21:20 WIB

Ketua GP Ansor: NU akan Terus Sebarkan Islam Nusantara

NU akan menyiarkan Islam yang rahmatan lil alamin atau Islam yang ramah.

Rep: MG02/ Red: Karta Raharja Ucu
Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor, H Yaqut Cholil Qoumas meyampaikan paparannya pada Dialog Pencegahan Faham Radikal Terorisme dan ISIS bagi Pemuda Ansor se- Jawa Tengah di Balai Diponegoro, Semarang, Kamis (28/4).
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Ketua Umum Pimpinan Pusat GP Ansor, H Yaqut Cholil Qoumas meyampaikan paparannya pada Dialog Pencegahan Faham Radikal Terorisme dan ISIS bagi Pemuda Ansor se- Jawa Tengah di Balai Diponegoro, Semarang, Kamis (28/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Yaqut Cholil Qoumas menuturkan, NU akan tetap menyebarkan Islam yang damai, meski banyak rintangan dan hambatan yang mesti dihadapi. "Kami akan terus menyiarkan Islam yang rahmatan lil alamin, atau dalam bahasa NU dikenal Islam Nusantara, yaitu Islam yang ramah, Islam yang menerima perbedaan, Islam yang menerima keberagaman," katanya kepada Republika.co.id, Kamis (1/2).

Pada 31 Januari kemarin, Nahdlatul Ulama tepat berusia 92 tahun. Menurut Gus Yaqut, selama ini, NU telah berhasil menyiarkan Islam yang ramah, khususnya di Indonesia. Sebab, tak sedikit pula negara Islam lainnya yang ingin mencontoh cara NU dalam menyebarkan ajaran Islam.

Ke depan, NU akan terus berjuang menjadi lebih baik lagi dari sebelum-sebelumnya. NU ingin bisa mengayomi semua kelompok, mengayomi seluruh golongan sehingga tercipta situasi yang kondusif dan damai.

"Kami di Ansor siap menjadi garda terdepan apabila terjadi gangguan-gangguan terhadap NKRI, ancaman-ancaman terhadap NKRI. Jadi Ansor akan tetap sampai kapanpun menjaga marwah Islam dan perdamaian," katanya.

Ia mengakui, selama ini GP Ansor menghadapi tantangan yang cukup banyak. Hal itu tak terlepas dari adanya kelompok-kelompok yang tidak senang dengan cara dakwah NU. Selain tantangan dari luar, ada pula tantang internal seperti masih banyaknya warga NU yang hidup di bawah garis kemiskinan.

"Tantangan ini banyak sekali. Hanya saja tantangan ini bisa dilewati tergantung dari persepsi kita. Selama kita memandangan tantangan itu mudah, ya akan mudah," katanya.

Dalam menghadapi setiap tantangan, NU tak pernah berhenti melakukan pembinaan kaderisasi sebagai generasi penerus yang tangguh. Hal ini dimaksudkan agar selalu muncul tokoh NU yang berani tampil ke depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement