Kamis 22 Feb 2018 12:00 WIB

Kunjungi Monumen Hiroshima JK Belajar dari Perang Nuklir

Monumen ini sebagai pengingat bahwa konflik dapat memberikan kerugian bagi negara.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Gita Amanda
Jusuf Kalla
Foto: Republika/ Wihdan
Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, HIROSHIMA -- Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla menyambangi Monumen Perdamaian Hiroshima atau yang dikenal sebagai Genbaku Dome di komplek Taman Monumen Perdamaian Hiroshima. Dalam kesempatan itu, Wakil Presiden sempat memperhatikan foto suasana wilayah Hiroshima sebelum dan sesudah terkena bom sekitar 78 tahun lalu.

Menurut Jusuf Kalla, monumen ini sebagai pengingat bahwa konflik dapat memberikan kerugian bagi negara. Tak hanya itu, konflik dan perang dapat memusnahkan peradaban kehidupan manusia.

"Ya, ini pelajaran, bahwa kalau terjadi perang yang mempergunakan bom atom atau nuklir, ya, akibatnya seperti ini. Ini kehancuran total tanpa tahu musuh atau kawan," ujar Jusuf Kalla dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (22/2).

Sebelumnya, Jusuf Kalla menerima gelar doktor kehormatan (honoris causa) dari Universitas Hiroshima, Jepang. Dalam orasi ilmiahnya, Jusuf Kalla berbicara mengenai perdamaian dan keadilan.

Jusuf Kalla mengatakan, seiring dengan berjalannya waktu paradigma perdamaian harus diubah. Sebab, saat ini kehidupan semakin dinamis dan teknologi persenjataan juga semakin maju. Menurutnya, perdamaian harus dipercaya sebagai kondisi di mana keadilan ditegakkan.

Dalam orasinya, Jusuf Kalla menyinggung mengenai sejarah tragedi kemanusiaan yang menimpa Hiroshima dan Nagasaki pada 6 Agustus 1945 silam. Menurutnya, tragedi ini adalah yang paling mengerikan karena telah memusnahkan umat manusia dan peradaban.

"Saya telah mengalami berbagai peristiwa bersejarah dalam hidup saya, tragedi Hiroshima dan Nagasaki adalah yang paling mengerikan, saya juga sependapat dengan prinsip yang dianut oleh teman-teman Jepang, perang sudah cukup. Tidak ada lagi perang," kata Jusuf Kalla.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement