Sabtu 24 Feb 2018 00:04 WIB

Maybank Indonesia Catat Laba Bersih Rp 1,8 Triliun pada 2017

Laba bersih Maybank turun tipis dari tahun sebelumnya.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nur Aini
Logo Maybank Indonesia.
Logo Maybank Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Maybank Indonesia Tbk membukukan laba bersih setelah pajak dan kepentingan nonpengendali (PATAMI) sebesar Rp 1,8 triliun pada Desember 2017, turun tipis dari Rp 1,9 triliun pada Desember 2016.

Laba operasional sebelum provisi meningkat menjadi Rp 4,6 triliun untuk tahun keuangan 2017 dibandingkan dengan Rp 4,4 triliun pada tahun sebelumnya. Sementara, pendapatan operasional gross tumbuh 5 persen menjadi Rp 10,4 triliun pada Desember 2017.

Presiden Direktur Maybank Indonesia, Taswin Zakaria, mengatakan, pendapatan operasional sebelum provisi meningkat empat persen dan pendapatan bank tumbuh 5 persen. "Pertumbuhan tersebut didukung peningkatan efisiensi operasional berkelanjutan selaras dengan Strategic Cost Management Program (SCMP), peningkatan pendapatan nonbunga, kinerja perbankan global, pertumbuhan yang tajam di perbankan syariah dan kinerja anak perusahaan yang meningkat," ujarnya melalui siaran pers, Jumat (23/2).

Pendapatan Bunga Bersih (NII) mencatat pertumbuhan 3,7 persen menjadi Rp 7,7 triliun pada Desember 2017 dibandingkan dengan Rp 7,4 triliun pada tahun sebelumnya. Marjin Bunga Bersih (NIM) naik tipis dari 5,1 persen menjadi 5,2 persen meskipun terjadi tekanan pada imbal hasil kredit, sehubungan penerapan pricing kredit yang disiplin dan pengelolaan pendanaan secara aktif.

Sementara, pendapatan nonbunga atau fee based income tumbuh hampir 8 persen mencapai Rp 2,7 triliun pada Desember 2017. Fee based income terutama diperoleh dari fee bancassurance, fee terkait treasury, administrasi ritel, administrasi kredit, anak perusahaan, dan jasa layanan lainnya.

Maybank Indonesia mencatat pertumbuhan kredit sebesar 3,0 persen menjadi Rp 125,4 triliun pada Desember 2017 dari Rp 121,8 triliun pada Desember 2016. "Meskipun pertumbuhan kredit kami tidak terlalu tinggi, tetapi kami dapat membukukan pendapatan dari sumber lain seperti fee transaksional dan efisiensi operasional yang meningkat," ucap Taswin. Sementara itu, tingkat rasio kredit bermasalah (NPL) sebesar 2,8 persen (gross) dan 1,7 persen (net) pada Desember 2017 dibandingkan 3,4 persen (gross) dan 2,2 persen (net) tahun lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement