Sabtu 03 Mar 2018 17:09 WIB

Indonesia Fokuskan pada Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

Layanan pendidikan terhadap anak berkebutuhan khusus masih sangat jauh tertinggal

Rep: Muhyiddin / Red: Esthi Maharani
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy dalam penutupan Regional Congress Search for SEAMEO Young Scientist (SSYS) di Pusat Seameo Recsam (Regional Center for Education, Science and Mathematics), Penang, Malaysia, Jumat (2/3).
Foto: Muhyiddin / Republika
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy dalam penutupan Regional Congress Search for SEAMEO Young Scientist (SSYS) di Pusat Seameo Recsam (Regional Center for Education, Science and Mathematics), Penang, Malaysia, Jumat (2/3).

REPUBLIKA.CO.ID,  PENANG -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI sekaligus Presiden Organasasi Menteri Pendidikan sepppp Asia Tenggara (Presiden SEAMEO), Muhadjir Effendy mengatakan bahwa dua tahun ke depan pihaknya akan fokus untuk memberikan layanan pendidikan terhadap anak berkebutuhan khusus (ABK) di Indonesia.

Di bandingkan dengan negara lain, layanan pendidikan terhadap anak berkebutuhan khusus masih sangat jauh tertinggal. Hal ini disampaikan Muhadjir saat menghadiri kongres berjuluk Regional Congress Search for SEAMEO Young Scientist (SSYS) di Pusat Seameo Recsam (Regional Center for Education, Science and Mathematics), Penang, Malaysia, Jumat (2/3).

photo
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy dalam penutupan Regional Congress Search for SEAMEO Young Scientist (SSYS) di Pusat Seameo Recsam (Regional Center for Education, Science and Mathematics), Penang, Malaysia, Jumat (2/3) (Muhyiddin / Republika)

Selama menjabat sebagai Presiden SEAMEO dua tahun ke depan, Muhadjir juga akan menfokuskan untuk mengembangkan pendidikan matematika dan sains di Indonesia. "Kalau dari segi materi kita fokus ke matematika sama sains dan literasi. Untuk yang sifatnya kelembagaan kita fokus untuk menangani anak-anak berkebutuhan khusus," ujar Muhadjir saat ditanya Republika.co.id usai penutupan kongres para ilmuan muda itu.

Menurut Muhadjir, hal itu juga sesuai dengan keinginan Presiden RI, Joko Widodo yang ingin memperluas akses pendidikan, sehingga semua anak usia sekolah bisa mendapatkan pelayanan yang sama, baik yang ABK ataupun anak yang tinggal di daerah 3T.

"Baik yang normal maupun yang menderita atau yang punya pengecualian dan ini kita akan lebih memperhatikan kepada para siswa yang disebut berkebutuhan khusus itu," kata Muhadjir.

Sementara itu, Direktur Pembelajaran Khusus dan Layanan Khusus Kemendikbud Poppy Dewi Puspitawati menjelaskan lebih lanjut bahwa para orang tua ABK di Indonesia masih banyak yang malu untuk menyekolahkan anaknya. Padahal, kata dia, sebenarnya mempunyai potensi.

Bahkan, menurut dia, ABK yang dikirim untuk mengikuti olimpiade di Malaysia beberapa waktu lalu juga mampu menang dan bersaing dengan anak-anak normal lainnya, sehingga pendidikan khusus ini harus menjadi prioritas dalam pendidikan Indonesia. "Jadi Kita sedang mengampanyekan agar kesadaran orang tua bahwa ABK itu perlu sekolah juga," kata Poppy.

Sejak 25 Juli 2017 lalu, Mendikbud Muhadjir Effendy resmi menjadi presiden Southeast Asian Ministers Of Education Organization (SEAMEO) Council periode 2017-2019 menggantikan Menteri Pendidikan Thailand, Teerakiat Jareonsettasin.

SEAMEO menghimpun para menteri pendidikan di Asia Tenggara, yang terdiri dari sebelas negara, yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Timor Leste, dan Vietnam. Setidaknya ada tujuh agenda utama yang menjadi prioritas organisasi ini.

Pertama, pencapaian pendidikan universal bagi usia dini. Kedua, mengatasi hambatan pendidikan inklusi. Ketiga, ketahanan dalam menghadapi keadaan darurat. Keempat, mempromosikan pendidikan keahlian dan kejuruan serta pelatihan. Kelima, revitalisasi pendidikan guru. Keenam, harmonisasi pendidikan tinggi dan penelitian. Ketujuh, adopsi kurikulum abad 21.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قُلْ اَيُّ شَيْءٍ اَكْبَرُ شَهَادَةً ۗ قُلِ اللّٰهُ ۗشَهِيْدٌۢ بَيْنِيْ وَبَيْنَكُمْ ۗوَاُوْحِيَ اِلَيَّ هٰذَا الْقُرْاٰنُ لِاُنْذِرَكُمْ بِهٖ وَمَنْۢ بَلَغَ ۗ اَىِٕنَّكُمْ لَتَشْهَدُوْنَ اَنَّ مَعَ اللّٰهِ اٰلِهَةً اُخْرٰىۗ قُلْ لَّآ اَشْهَدُ ۚ قُلْ اِنَّمَا هُوَ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ وَّاِنَّنِيْ بَرِيْۤءٌ مِّمَّا تُشْرِكُوْنَ
Katakanlah (Muhammad), “Siapakah yang lebih kuat kesaksiannya?” Katakanlah, “Allah, Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. Al-Qur'an ini diwahyukan kepadaku agar dengan itu aku memberi peringatan kepadamu dan kepada orang yang sampai (Al-Qur'an kepadanya). Dapatkah kamu benar-benar bersaksi bahwa ada tuhan-tuhan lain bersama Allah?” Katakanlah, “Aku tidak dapat bersaksi.” Katakanlah, “Sesungguhnya hanya Dialah Tuhan Yang Maha Esa dan aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan (dengan Allah).”

(QS. Al-An'am ayat 19)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement