Sabtu 03 Mar 2018 21:15 WIB

Pesawat Turki Serang Pasukan Pro-Pemerintah Suriah, 36 Tewas

Serangan ini adalah yang ketiga kalinya dalam 48 jam terakhir.

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Andi Nur Aminah
Pilot Jet Tempur Turki Sebelum Lepas Landas
Foto: AP Photo
Pilot Jet Tempur Turki Sebelum Lepas Landas

REPUBLIKA.CO.ID, AFRIN -- Pesawat tempur Turki menyerang pasukan pro-pemerintah Suriah di wilayah barat laut Afrin, Suriah, Sabtu (3/3). Serangan itu menewaskan sedikitnya 36 orang.

Hal tersebut dilaporkan oleh Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia. Laporan tersebut menyebutkan, serangan ini adalah yang ketiga kalinya dalam 48 jam terakhir. Pesawat tempur Turki telah menyerang pasukan pro-rezim Suriah yang memasuki Afrin pekan lalu untuk mendukung milisi YPG Kurdi. Milisi ini berjuang untuk mencegah serangan oleh Turki dan milisi Suriah yang menjadi sekutunya.

Sebelumnya Independent, melaporkan pada Jumat (2/3) bahwa Turki menderita kerugian besar selama serangannya terhadap milisi Kurdi. Militer mengumumkan bahwa delapan tentara tewas dan 13 lainnya terluka.

Dalam pernyataan terpisah yang dilaporkan staf militer Turki menyebutkan jumlah korban tewas pada Kamis itu menjadi hari yang paling mematikan bagi Ankara sejak meluncurkan operasi lintas perbatasan melawan YPG di wilayah Afrin. "Sebagai bagian dari operasi di Afrin, lima dari rekan-rekan heroik kami gugur sebagai martir dan tujuh lainnya terluka pada Kamis," kata staf tersebut dalam sebuah pernyataan petamanya.

Tak lama setelah itu, dikeluarkan sebuah pernyataan kedua di mana dia mengumumkan bahwa tiga tentara lagi telah terbunuh serta enam orang yang terluka. Namun tidak dirinci bagaimana keadaannya.

Kantor berita Dogan melaporkan, pertempuran sengit itu mulai terjadi pada Kamis sore waktu setempat. Pertempuran terjadi antara unit pasukan khusus Turki yang baru-baru ini ditempatkan di Afrin dan pasukan YPG, yang melakukan penyergapan dengan bantuan terowongan.

Menurut laporan, sebuah helikopter Turki yang dikirim untuk menyelamatkan korban terluka, harus kembali saat daerah itu dihujani meriam.  Sejak turunnya elemen pro-rezim di daerah kantong Afrin 10 hari lalu, pengamat telah memeringatkan akan adanya peningkatan risiko benturan antara kekuatan Ankara dan Damaskus.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement