Senin 05 Mar 2018 19:03 WIB

Wanita Berisiko Kena Penyakit Ginjal Saat Hamil

Pencegahannya antara lain saat kehamilan harus menjaga kondisi kesehatan.

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Yusuf Assidiq
Ginjal
Foto: Wikipedia
Ginjal

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kaum wanita berisiko terkena penyakit ginjal saat menjalani kehamilan yang secara umum dikatakan preeklamsia (keracunan kehamilan). Jika tidak ditangani dengan baik, preeklamsia ini bisa menyebabkan gangguan ginjal pada ibu yang hamil (komplikasi saat kehamilan, red.)

Hal itu disampaikan Ketua Panitia World Kidney Day 2018 Yogyakarta, Heru Prasanto, usai melakukan audiensi dengan Wakil Gubernur DIY Paku Alam X menjelang Peringatan World Kidney Day 2018, di Kepatihan Yogyakarta, Senin (5/3). Sebetulnya, papar dia, kondisi tersebut bisa dicegah.

"Karena itu, dalam rangka World Kidney Day 2018, kami mengajak BPPM (Badan Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat) DIY untuk melakukan sosialisasi ke masyarakat terutama kepada para wanita/calon ibu untuk betul-betul memersiapkan diri pada saat berencana hamil serta melaksanakan Antenatal Care (ANC) dengan tertib dan baik. Sehingga apabila terjadi tanda-tanda preeklamsia awal, sudah terdeteksi dan bisa diatasi. Agar tidak terjadi komplikasi," jelas Heru.

Ia menjelaskan, tanda awal dari preeklamsia yakni tekanan darah secara pelan-pelan akan naik dan sampai kehamilan trimester tiga sudah ditemukan tensi tinggi. Sehingga sudah harus warning untuk preeklamsia. Adapun pencegahannya antara lain pada saat kehamilan harus menjaga kondisi kesehatan.

"Apabila pasien punya riwayat hipertensi atau riwatat keluarga yang menderita hipertensi, kalau ada gejala awal, segera diterapi dengan pengobatan khusus," katanya.

Heru yang juga dokter spesialis penyakit dalam-konsultan ginjal hipertensi di RSUP Dr Sardjito mengakui cukup banyak pasien preeklamsia. Kebanyakan yang datang ke RSUP Dr Sardjito sudah taraf lanjut dan sudah gagal ginjal, dan bahkan ada yang  memerlukan cuci darah.

Saat ini, di RSUP Dr Sardjito dirinya sedang merawat ibu yang sebelum hamil tensinya normal. Kemudian begitu hamil bulan dua dan masuk bulan ketiga kehamilan, terdeteksi fungsi ginjalnya menurun. Kemudian diusahakan untuk diobati, ternyata progress sekali dan mulai bulan ketiga kehamilan si ibu harus cuci darah rutin.

"Kami berharap meskipun selama kehamilan ibu ini harus menjalani cuci darah, tetapi setelah melahirkan normal, diharapkan fungsi ginjal kembali normal. Tetapi tidak menutup kemungkinan selama kehamilan fungsi ginjal tidak kembali normal sehingga harus cuci darah," ujarnya.

Pada bagian lain, dikatakan, yang menjadi sasaran dalam peringatan Hari Ginjal Sedunia secara umum adalah agar masyarakat menjaga kesehatan ginjal sedini mungkin dengan gaya hidup dan menggaungkan gerakan 'Mulailah Hari Kita dengan Segelas Air putih'.

Hal itu upaya yang sederhana tetapi sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan ginjal. Artinya, lanjut Heru, minum cukup dalam sehari dalam kondisi normal orang membutuhkan cairan sekitar 1,5 liter- dua liter. Di samping itu tidak minum yang bermacam-macam dan tidak berlebihan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement