REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesamaan obsesi pada segala jenis permainan membuat Max (Jason Bateman) dan Annie (Rachel McAdams) saling jatuh cinta. Setelah menikah, mereka tetap melakoni rutinitas bermain tebak kata, permainan papan, hingga gim komputer.

Setiap pekan, keduanya menjadwalkan malam permainan bersama teman-teman terdekat. Hingga pada suatu malam, kakak lelaki Max yaitu Brooks (Kyle Chandler) mengajak mereka melakukan permainan baru yang berbeda dari biasanya.

Malam permainan istimewa itu dirancang dengan plot kriminal menegangkan yang seolah nyata. Tak disangka, bencana besar telah menunggu dan momen tersebut bisa menjadi malam permainan terakhir bagi mereka.

Meski bergenre misteri dan kriminal, jangan harapkan plot serius dari film Game Night. Di bawah arahan sutradara Jonathan Goldstein dan John Francis Daley, sinema ini justru tak henti membuat penonton tertawa.

Film diawali Max dan Annie yang saling berkompetisi pada kuis tebak-tebakan di sebuah bar. Obsesi berlebihan keduanya untuk menang sedikit tak masuk akal, tetapi justru jadi sumber kekonyolan.

Kekuatan utama film distribusi Warner Bros Pictures ini ada pada dialog lucu bernuansa kekinian. Percakapan para pemerannya banyak menyelipkan nama pesohor dan tayangan populer, sebagian dimaksudkan sebagai sindiran.

Meski demikian, ada pesan penting yang menyisip pada keseluruhan cerita. Kisah Game Night bisa menjadi refleksi hubungan antarsaudara, antarpasangan, bahkan antartetangga dalam masyarakat Amerika yang individual.

Hal itu mendukung film mendapat apresiasi positif, dengan rating 82 persen dari laman Rotten Tomatoes. Namun, film tidak layak tonton untuk pemirsa di bawah 17 tahun karena adegan kekerasan penuh darah, dialog dewasa, dan lelucon sarkastis.