Saturday, 11 Syawwal 1445 / 20 April 2024

Saturday, 11 Syawwal 1445 / 20 April 2024

HNW: Dua Tokoh Sumatra Barat Ikut Menyelamatkan NKRI

Ahad 25 Mar 2018 20:12 WIB

Rep: Amri Amrullah/ Red: Gita Amanda

 Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Hidayat Nur Wahid (HNW).

Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Hidayat Nur Wahid (HNW).

Foto: MPR RI
Sjafroedin Prawiranegara dan Mohammad Natsir membantu menyelamatkan Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Dua peristiwa penting di Sumatera Barat menandakan ulama dan politikus Islam ikut menyelamatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dua tokoh dari Sumbar berperan besar menyelamatkan Indonesia dari dijajah kembali oleh Belanda.

"Pertama Sjafroedin Prawiranegara. Kedua, Mohammad Natsir. Keduanya tokoh Sumatera Barat yang menyelamatkan NKRI, " kata Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Hidayat Nur Wahid (HNW) dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR di Padang, Sumatera Barat, Ahad (25/3), seperti dalam siaran persnya.

Sosialisasi ini kerja sama MPR dengan Gema Keadilan Sumbar. Hidayat mengungkapkan peristiwa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) merupakan peristiwa yang sangat penting. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadikan peristiwa itu sebagai Hari Bela Negara, yaitu tanggal 19 Desember 1948.

Sjafroedin Prawiranegara berasal dari Partai Masyumi (Majelis Syuro Muslim Indonesia). Pada waktu itu Sjafroedin adalah Menteri Perbendaharaan Negara. Mr. Sjafroedin menyelamatkan Indonesia agar tidak jatuh ke tangan Belanda. Pada waktu itu ibu kota Yogyakarta dikuasai Belanda. Bung Karno, Bung Hatta, dan Sutan Sjahrir, berada dalam tahanan.

"Sjafroedin Prawiranegara mendapat telegram dari A.R. Baswedan agar melakukan sesuatu untuk menyelamatkan Indonesia. Kemudian pada 19 Desember Sjafroedin mendeklarasikan berdirinya pemerintah darurat Indonesia di Bukittinggi hingga PBB mengumumkan Indonesia masih ada dan tidak berada di bawah penjajajan Belanda," papar Hidayat.

Tokoh kedua yang menyelamatkan Indonesia adalah Mohammad Natsir. Ketua Fraksi Partai Masyumi di DPR Republik Indonesia Serikat (RIS) ini mengembalikan RIS menjadi NKRI melalui mosi integral pada 3 April 1950 untuk kembali pada sistem integral Indonesia.

"Moh Natsir tidak rela Indonesia dipecah belah. Mosi integral diterima Bung Hatta dan Bung Karno memproklamasikan kembali Indonesia pada 17 Agustus 1950," kata Hidayat.

Peran Sjafroedin Prawiranegara dan Moh Natsir dalam menyelamatkan Indonesia, lanjut Hidayat, menunjukkan partai Islam dan umat Islam dalam sejarah Indonesia. "Anak muda perlu memahami sejarah ini karena hal ini sering ditutup-tutupi," ucapnya.

  • Komentar 0

Dapatkan Update Berita Republika

BERITA LAINNYA

 
 
 
Terpopuler