Kamis 29 Mar 2018 07:56 WIB

Jokowi Apresiasi Pertumbuhan Film Nasional

ilm yang dibintangi oleh Bayu Skak ini, 80 persen menggunakan bahasa Jawa.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Winda Destiana Putri
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan seusai menonton filmYowis Ben di Malang Town Square (Matos), Rabu malam (28/3).
Foto: Wilda Fizriyani/REPUBLIKA
Presiden Joko Widodo memberikan keterangan seusai menonton filmYowis Ben di Malang Town Square (Matos), Rabu malam (28/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi pertumbuhan film nasional yang kini semakin membaik. Dalam dua tahun terakhir ini, terjadi peningkatan jumlah bioskop dan juga jumlah penonton.

Hal ini disampaikan Presiden Jokowi setelah menyaksikan film "Yowis Ben" di bioskop di salah satu mal di Kota Malang, Rabu (28/3) malam. "Saya kira loncatan yang bagus dalam dua tahun ini, ucap Presiden, dikutip dari siaran resmi Istana, Kamis (29/3).

Namun, Jokowi menyayangkan masih kurangnya jumlah kru pembuat film meskipun film nasional semakin tumbuh. "Saya mendapatkan kabar bahwa pembuatan film ini kekurangan kru. Kru film kurang ini sesuatu yang bagus tapi juga harus kita isi kekurangan-kekurangan yang ada," lanjutnya.

Posisi ini pun dinilainya bisa menjadi lapangan pekerjaan bagi generasi saat ini. Namun ia ingin agar kekosongan kru film nasional harus segera terisi, salah satunya melalui tenaga terampil yang dihasilkan oleh Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Jurusan yang berkaitan dengan perfilman itu ada kurang lebih 120 SMK, tapi baru diperbaiki atau direvitalisasi 18 SMK. Perlu perbaikan sarana prasarana, meng-update guru-guru yang ada. Sehingga kekurangan kru di dalam perbuatan film betul-betul kita isi," katanya.

Untuk mempercepat revitalisasi SMK tersebut Presiden telah memerintahkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan agar segera menyelesaikannya. Film "Yowis Ben" sendiri merupakan film drama-komedi Indonesia yang dirilis pada 22 Februari 2018. Film yang dibintangi oleh Bayu Skak sebagai pemeran utamanya ini, 80 persen menggunakan bahasa Jawa. Presiden pun menyampaikan rasa senangnya dengan adanya film yang menggunakan bahasa daerah.

"Saya senang sekali ada sebuah film yang berbahasa daerah Jawa Timur-an. Kemudian di bawahnya tetap ada terjemahan bahasa Indonesia sehingga semua bisa melihat dan menikmati film ini. Ini film anak muda yang wajib ditonton yang merasa muda. Yah bagus sekali banyak lucunya, alur ceritanya juga bagus," katanya.

Presiden pun berharap dengan semakin banyaknya bioskop yang memutar film nasional akan memberikan kesempatan kepada pembuat film untuk tumbuh dan berkreasi. "Memberikan kesempatan dan peluang untuk filmmaker di negara kita semakin tumbuh karena jumlah penonton banyak artinya membuat film itu (miliki potensi) keuntungan," kata dia.

Berdasarkan data yang dilaporkan situs Katalog Film Indonesia (KFI) jumlah penonton pada tahun 2017 mencapai 42,7 juta penonton. Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2016 yang mencapai 37,2 juta penonton.

Menurut data KFI, jumlah layar bioskop di Indonesia juga meningkat pesat dalam lima tahun terakhir. Hingga Desember 2017, sudah ada 263 gedung bioskop dengan total layar sebanyak 1.412. Jumlah layar pada akhir 2017 ini meningkat hingga 2,3 kali lipat dibanding pada penghujung 2012 dimana terdapat 145 gedung bioskop dengan total layar sebanyak 609.

Saat menonton film ini, Presiden turut didampingi oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo. Selain itu turut hadir pula beberapa pemeran "Yowis Ben", antara lain Bayu Skak, Brandon Salim, dan Devina Aureel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement