Selasa 24 Apr 2018 22:08 WIB

Nasaruddin: Kiblat Peradaban Islam Ada di Indonesia

Indonesia juga telah melahirkan Islam yang menjunjung tinggi nilai HAM.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agus Yulianto
Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof Nasaruddin Umar
Foto: dok pribadi
Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof Nasaruddin Umar

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Imam Masjid Istiqlal Prof Nasaruddin Umar mengungkapkan, sudah selayaknya umat Islam bangga sebagai bangsa Indonesia dan tidak perlu lagi mempertentangkan Islam dan Negara Bangsa. Pasalnya, bangsa Indonesia selama ini sudah menjalankan prinsip dan nilai Islam.

 

Hal ini disampaikan Umar saat menjadi pembicara dalam Halaqoh Nasional yang mengangkat tema "Islam dan Negara Bangsa". Menurut dia, rakyat Indonesia harus bangga karena Indonesia bahkan sudah menjadi kiblat peradaban dunia Islam dan masyarakatnya sudah puluhan tahun bisa hidup dalam perbedaan.

 

"Kiblat peradaban dunia Islam ada di Indonesia, kalau tidak maka tampilan Islam di dunia adalah suka kekerasan, radikal, teroris karena adanya ISIS dan lainnya," ujar Umar dalam Halaqah Nasional yang digelar oleh Lembaga Kajian Islam Darul Fattah di Bogor, Selasa (24/4) malam.

 

Menurutnya, Indonesia juga telah melahirkan Islam yang menjunjung tinggi nilai HAM, kesetaraan gender, dan demokrasi. Karena itu, dia mengajak, agar umat Islam bersyukur dengan lahirnya Pancasila sebagai ideologi negara.

 

"Mari kita syukuri dengan adanya konsep Negara Pancasila karena knowledge dari Allah atau ilham. Islam Indonesia masuk dengan akulturasi budaya, masuknya para Ulama NU, Walisongo dan bukan dengan cara kekerasan," katanya.

 

Nasarudin menambahkan, saat ini, bangsa Indonesia tidak dipandang lagi sebelah mata oleh dunia. Bahkan, lanjutnya, banyak Negara Timur Tengah yang justru belajar ke Indonesia. 

 

Hal senada juga disampaikan Peneliti Darul Fattah, Imdadun Rahmat. Menurut dia, kondisi sebagian Negara Timur Tengah saat ini sedang terpecah belah. Karena, di sana telah terjadi perang saudara berkepanjangan seperti antara Sunni dan Syiah. "Banyak Negara Timur Tengah yang belajar ke Indonesia dalam hubungan Islam dan Negara Bangsa. Selain itu, dalam cinta tanah air dan patriotisme," ujarnya.

 

 

 

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اِنَّمَا مَثَلُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا كَمَاۤءٍ اَنْزَلْنٰهُ مِنَ السَّمَاۤءِ فَاخْتَلَطَ بِهٖ نَبَاتُ الْاَرْضِ مِمَّا يَأْكُلُ النَّاسُ وَالْاَنْعَامُ ۗحَتّٰٓى اِذَآ اَخَذَتِ الْاَرْضُ زُخْرُفَهَا وَازَّيَّنَتْ وَظَنَّ اَهْلُهَآ اَنَّهُمْ قٰدِرُوْنَ عَلَيْهَآ اَتٰىهَآ اَمْرُنَا لَيْلًا اَوْ نَهَارًا فَجَعَلْنٰهَا حَصِيْدًا كَاَنْ لَّمْ تَغْنَ بِالْاَمْسِۗ كَذٰلِكَ نُفَصِّلُ الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ
Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, hanya seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah tanaman-tanaman bumi dengan subur (karena air itu), di antaranya ada yang dimakan manusia dan hewan ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan berhias, dan pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya (memetik hasilnya), datanglah kepadanya azab Kami pada waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanaman)nya seperti tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada orang yang berpikir.

(QS. Yunus ayat 24)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement