Jumat 04 May 2018 18:27 WIB

KNKT: Kecelakaan Transportasi Darat dan Laut Meningkat

Angka kecelakaan transportasi udara dengan kereta api menurun cukup signifikan.

Rep: bowo pribadi/ Red: Esthi Maharani
Ketua KNKT, Soerjanto Tjhajono saat menghadiri Uji Guling Standar Internasional UN ECE- R66 di industri Karoseri Laksana, Ungaran, Ka upaten Semarang, Jumat (4/5).
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Ketua KNKT, Soerjanto Tjhajono saat menghadiri Uji Guling Standar Internasional UN ECE- R66 di industri Karoseri Laksana, Ungaran, Ka upaten Semarang, Jumat (4/5).

REPUBLIKA.CO.ID,  UNGARAN -- Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) prihatin dengan tingginya angka kecelakaan transportasi daratdan laut yang terjadi di tanah air dalam setahun terakhir. Kepala KNKT, Soerjanto Tjahjono mengatakan, dari empat moda transportasi yang ada, angka kecelakaan transportasi udara dengan kereta api menurun cukup signifikan. Namun untuk transportasi darat dan laut angka kecelakaannya terus naik.

"Jadi kita juga masih sedih," ungkapnya, saat menghadiri Uji Guling Standar Internasional UN ECE- R66, di Karoseri Laksana, Ungaran, Kabupaten Semarang, Jumat (4/5).

Untuk itu, kata Soerjanto, perlu ada upaya-upaya agar angka kecelakaan kedua moda transportasi ini bisa ditekan. Kecelakaan memang tidak bisa dihindarkan, namun dengan upaya tertentu korbannya tidak perlu meninggal dunia atau mengalami cacat tubuh permanen. Ia mengapresiasi industri Karoseri Laksana yang telah menjadi pelopor untuk mengembangkan riset dan menerapkan standar internasional Uji Guling UN ECE- R66.

Direktur teknik Laksana Bus, Stefan Arman mengatakan, Uniform Technical Prescription Concerning The Approval of Large Passenger Vehicles With Regards to The Strengthen of Their Super Structure merupakan standar pengujian kendaraan yang berlaku di Negara- Negara MEE.

Standar ini mengatur kekuatan superstruktur kendaraan ketika dilakukan uji guling (Rollover Test). Pentingnya penerapan R66 untuk memastikan kendaraan besar dan tinggi seperti bus harus memiliki struktur yang mampu memastikan tidak terjadi deformasi rangka dan mengintrusi ruang residual penumpang.

Riset penerapan ini sudah dilaksanakan selama tiga tahun terakhir dengan menggandeng Kementerian Perhubungan, KNKT serta Institut Teknologi Bandung (ITB).

"Misinya untuk menciptakan kendaraan yang memiliki tingkat keamanan bertaraf dunia. Karena teknologi berstandar internasional ini juga sudah digunakan oleh perusahaan dunia seperti Boeing, Ford, General Motor, Honda dan Toyota," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement