Senin 07 May 2018 13:47 WIB

Kampus Harus Lahirkan SDM Setingkat "Fighter" dan "Leader"

Disrupsi bisa menjadi hambatan maupun tantangan, tergantung bagaimana menyikapinya.

Red: Irwan Kelana
Para nara sumber seminar nasional bidang pendidikan yang diadakan oleh Forum Akademisi Indonesia (FAI) dan BSI di Jakarta, Sabtu (5/5).
Foto: Dok BSI
Para nara sumber seminar nasional bidang pendidikan yang diadakan oleh Forum Akademisi Indonesia (FAI) dan BSI di Jakarta, Sabtu (5/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkembangan sains dan teknologi terkait dengan dinamika digital dan era revolusi industri 4.0 saat ini sangat menggeliat. Hal itu membutuhkan sumber daya manusia yang handal.

“Situasi ini menjadi tantangan bagi kampus, bagaimana melahirkan pendidikan yang berkualitas, adaptable terhadap inovasi disruptif dan bernilai sehingga mampu melahirkan sumber daya manusia (SDM)  yang memiliki daya saing tinggi,” kata  pengamat politik dan ekonomi, Ichsanuddin Noorsy.

Ia mengemukakan hal tersebut  saat menjadi narasumber Seminar Nasional Pendidikan Forum Akademisi Indonesia (FAI) yang diadakan  di aula AKOM BSI Jakarta kampus Kalimalang, Jakarta,  Sabtu (5/5).

“Disrupsi terhadap perubahan industri menjadi generasi empat adalah hal yang normal. Hal ini bisa menjadi hambatan maupun tantangan, tergantung bagaimana menyikapinya. Contoh,  perguruan tinggi, sudah saatnya beberapa sektor dibenahi untuk menghadapi era saat ini,” kata Ichsanuddin Noorsy dalam rilis BSI yang diterima Republika.co.id, Senin (7/5).

Menurutnya, peguruan tinggi harus berbenah dalam hal kurikulum sesuai dengan kebutuhan industri generasi empat, tetapi tetap dengan ketentuan dari Kemenristekdikti. Kurikulum tersebut, dapat menghasilkan sumber daya manusia di  tingkat fighter, leader, manager, operator dan janitor.

“Pada industri generasi empat ini semua sektor telah digitilisasi, mobilisasi, otomatisasi, augmentasi serta disintermediasi. Seharusnya jumlah SDM di  tingkat fighter, leader, manager harus terus bertambah. Tetapi hingga saat ini, SDM di tingkat operator dan janitor yang jumlahnya lebih banyak,” tandas Ichsanudin.

Lebih lanjut, ia mengatakan, situasi ini sebagai tantangan bagi kampus maupun pemerintah. Pemerintah harus memberikan dukungan penuh kepada kampus untuk melahirkan SDM  yang berdaya saing tinggi yang ditunjang dengan kecerdasan sosial yang baik.

 

“Terdapat tiga kecerdasan sosial yang harus dimiliki, yakni  kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional, dan  kecerdasan intelektual. Ketiga kecerdasan ini dapat mendukung kualitas lulusan kampus, sehingga mampu menjadi SDM berdaya saing tinggi di era industri generasi empat saat ini,” pungkas Ichsanuddin.

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِيْٓ اِبْرٰهِيْمَ وَالَّذِيْنَ مَعَهٗۚ اِذْ قَالُوْا لِقَوْمِهِمْ اِنَّا بُرَءٰۤؤُا مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ ۖ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاۤءُ اَبَدًا حَتّٰى تُؤْمِنُوْا بِاللّٰهِ وَحْدَهٗٓ اِلَّا قَوْلَ اِبْرٰهِيْمَ لِاَبِيْهِ لَاَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ وَمَآ اَمْلِكُ لَكَ مِنَ اللّٰهِ مِنْ شَيْءٍۗ رَبَّنَا عَلَيْكَ تَوَكَّلْنَا وَاِلَيْكَ اَنَبْنَا وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ
Sungguh, telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya, ketika mereka berkata kepada kaumnya, “Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami mengingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu ada permusuhan dan kebencian untuk selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja,” kecuali perkataan Ibrahim kepada ayahnya, ”Sungguh, aku akan memohonkan ampunan bagimu, namun aku sama sekali tidak dapat menolak (siksaan) Allah terhadapmu.” (Ibrahim berkata), “Ya Tuhan kami, hanya kepada Engkau kami bertawakal dan hanya kepada Engkau kami bertobat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali,

(QS. Al-Mumtahanah ayat 4)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement