Kamis 10 May 2018 00:01 WIB

Houthi Kembali Tembakkan Rudal ke Arab Saudi

Saudi mencegat rudal yang ditembakkan Houthi.

Rep: Marniati/ Red: Nur Aini
Gerilyawan Houthi (ilustrasi)
Foto: EPA/Yahya Arhab
Gerilyawan Houthi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Kelompok Houthi kembali menembakkan rudal balistik ke ibu kota Saudi pada Rabu (9/5). Pemerintah Saudi mengatakan serangan rudal itu berhasil dicegat.

Insiden tersebut terjadi sehari setelah sekutu utama Arab Saudi, AS menarik diri dari kesepakatan internasional dengan Iran atas program nuklirnya. Hal itu dikhawatirkan menimbulkan ketegangan antara Riyadh dan Teheran.

Al-Masirah TV melaporkan Houthi meluncurkan rudal dengan menargetkan pusat ekonomi di Riyadh. Setidaknya empat ledakan terdengar di pusat kota. Tetapi tidak ada laporan langsung tentang korban atau kerusakan.

Houthi telah menembakkan serangkaian rudal ke Arab Saudi dalam beberapa bulan terakhir. Hal itu secara luas juga dilihat sebagai pertempuran proksi antara Saudi dan Iran.

Seorang juru bicara Kolonel Militer Aziz Rashed mengatakan kepada Al-Masirah bahwa serangan terhadap ibukota dan daerah lain menandai "fase baru" atas serangan udara Saudi di Yaman.

Media pemerintah Saudi mengatakan secara terpisah bahwa pasukan pertahanan udara Saudi juga telah mencegat rudal yang diluncurkan di kota selatan Jizan. Serangan itu juga diklaim oleh Houthi. "Tindakan permusuhan oleh milisi Houthi yang didukung oleh Iran membuktikan berlanjutnya keterlibatan rezim Iran," kata juru bicara koalisi Kolonel Turki al-Malki seperti dikutip oleh kantor berita negara SPA.

Iran, kata dia, bertujuan untuk mengancam keamanan Arab Saudi serta keamanan regional dan internasional. Arab Saudi dan sekutu AS lainnya memuji keputusan Trump terkait kesepakatan nuklir Iran.

Pemerintah Yaman mengatakan penarikan AS dari kesepakatan itu sebagai langkah yang diperlukan untuk menghentikan perilaku Iran yang mendestabilisasi dan berbahaya. "Rezim Iran telah mengeksploitasi manfaat dari perjanjian nuklir untuk mengekspor kekerasan dan terorisme ke negara tetangganya," kata pemerintah Yaman dalam sebuah pernyataan.

Sebuah koalisi militer yang dipimpin Saudi ikut serta dalam perang saudara Yaman pada 2015. Mereka mencoba melawan Houthi setelah kelompok itu menggulingkan pemerintah yang diakui secara internasional. Iran dan Houthi secara teratur menolak tuduhan Saudi bahwa Teheran mempersenjatai kelompok itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement