Selasa 22 May 2018 17:12 WIB

Masjid Pusdai Jabar Setiap Tahun Bimbing 63 Mualaf

Mualaf tersebut memeluk Islam dengan alasan yang berbeda-beda.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Andi Nur Aminah
Pengajian di Masjid Pusdai, Bandung.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Pengajian di Masjid Pusdai, Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Masjid Pusat Dakwah Islam (Pusdai) Provinsi Jawa Barat (Jabar) rutin menerima masyarakat non-Muslim yang ingin memeluk agama Islam dengan mengucap dua kalimah syahadat. Menurut Sekretaris DKM Masjid Pusdai Hendi Hermawan setiap tahun Masjid Pusdai rata-rata menerima 63 orang mualaf.

"Jumlah mualaf yang datang ke kami dalam lima tahun terahir ini sekitar 300 orang. Jadi, atas keyakinan mereka datang ke kami untuk bersyahadat," ujar Hendi kepada Republika.co.id, Selasa (22/5).

Menurut Hendi, mualaf tersebut memeluk Islam dengan alasan yang berbeda-beda. Mereka akan menerima sertifikat keimanan setelah tiga bulan pembinaan. Prosesnya, mualaf tersebut bisa datang ke Pusdai atau langsung datang ke ustaznya agar lebih fleksibel. "Nanti mereka dinilai. Setelah berikrar pun akan terus kami pantau," katanya.

Hendi mengatakan, biasanya kalau ada orang asing mau menikah dengan orang Islam di Bandung pun akan datang ke Pusdai. Lalu, mereka biasanya akan mendapatkan resi bukti mualaf sebagai salah satu persyaratan menikah di KUA. "Kami akan memberikan pembinaan pada semua mualaf, jadi tak dilepas begitu saja setelah mengucap dua kalimah syahadat," katanya.

Hendi menjelaskan, setelah sertifikat diberikan biasanya, mualaf akan dipertemukan juga dengan ustaz atau petugas keagamaan di daerah sekitarnya. Jadi, petugas keagamaan di lokasi terdekat mualaf tersebut yang akan memantau. "Selain itu, setiap Ramadhan kami memiliki program khusus bagi mualaf. Ya, seperti merayakan atas Islam-nya mereka," katanya.

Hendi mengatakan, ia memiliki program mengumpulkan semua mualaf dalam silaturahim setiap bulan Ramadhan. Tujuannya, selain buka bersama, agar semua mualaf bisa saling berbagi pengalaman dan cerita selama empat tahun ini masing-masing memiliki hambatan apa dalam kehidupannya.

Selain itu, silaturahim ini dilakukan agar bisa saling membantu karena ada mualaf yang dalam kondisi perekonomian yang baik bisa saling membantu. "Program silaturahim mualaf ini setiap Ramadhan rutin digelar. Tapi kan momennya setiap tahun beda. Mereka akan sharing ibadah dan keimanan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement