Ahad 17 Jun 2018 02:11 WIB

Alasan Makin Sedikit Warga Jerman Beli Buku

Langkah cepat kehidupan modern membuat seseorang kelelahan.

Red: Ani Nursalikah
Membaca buku.
Foto: REUTERS/Ognen Teofilovski
Membaca buku.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Stres pada kehidupan zaman modern dan merosotnya fungsi buku sebagai topik percakapan adalah penyebab di balik berkurangnya pembeli buku di Jerman. Hal itu terungkap dalam hasil survei yang disiarkan Perhimpunan Penerbit dan Pedagang Buku Jerman (Boersenverein), Kamis (7/6).

Walaupun penjualan di industri buku masih tetap stabil selama 15 tahun terakhir, namun jumlah pembeli buku turun di Jerman. Antara 2013 dan 2017, jumlah pembeli di pasar buku konsumen (tidak termasuk buku teks) turun sampai 6,4 juta, penurunan 17 persen.

Makin sedikitnya pembeli juga tercermin dalam kemerosotan penjualan. Pada 2017, 367 juta buku terjual di pasar, dibandingkan dengan 398 juta buku pada 2013.

Survei tersebut mendapati, di satu sisi, orang merasa tertekan di tengah langkah cepat kehidupan modern, dan tenggelam di dalam masyarakat dengan banyak pekerjaan. Akibatnya, kekurangan waktu dan energi membuat orang makin jarang membaca buku.

Di pihak lain, posisi buku makin diambil-alih serial televisi. Meskipun serial TV dapat disaksikan bersama dengan orang lain dan menyediakan kesempatan untuk bercakap-cakap satu dengan yang lain pada hari berikutnya, buku tak lagi menjadi topik besar percakapan.

Dalam satu tahun belakangan ini, 29,6 juta orang Jerman masih membeli setidaknya satu buku. Hal itu sama dengan 44 persen warga Jerman yang berusia di atas 10 tahun.

"Sudah tidak lagi cukup menunggu pembeli datang ke toko buku. Buku harus mendatangi pelanggan, dan untuk itu industri harus menemukan strategi baru," kata Kepala Pelaksana Boersenverein, Alexander Skipis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement