Rabu 27 Jun 2018 16:14 WIB

Tiga Istana Warisan Dinasti Abbasiyah

Sejak awal berdiri pada 762 M, Baghdad langsung menjadi pusat peradaban Abbasiyah.

Red: Agung Sasongko
Bekas istana Daulah Abbasiyah di Baghdad, Irak.
Foto: flickr.com
Bekas istana Daulah Abbasiyah di Baghdad, Irak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak awal berdiri pada 762 M, Baghdad langsung menjadi pusat peradaban ilmu pengetahuan. Pada perkembangannya, kota yang berdiri akibat tumbangnya Dinasti Umayyah pada 750 M oleh Dinasti Abbasiyah ini, dijadikan pusat ilmu pengetahuan.

Khalifah al-Manshur, saudara Khalifah Abbas, kala itu memerintahkan utusannya untuk mencari guru yang dapat menerjemahkan buku-buku ilmiah dan karya sastra terbaik dari berbagai negara. Khalifah rela membayar mahal para tokoh alim yang menguasai berbagai ilmu pengetahuan dan kesusastraan yang mau memenuhi undangannya.

Pada 836 M, Dinasti Abbasiyah memindahkan ibu kotanya ke Sammara. Di sana banyak bangunan seperti istana dan benteng yang berdiri megah untuk menunjang aktivitas pemerintah khalifah. Saat ini, bangunan tersebut menjadi simbol kejayaan dan kekuasaan Islam.

Istana Qasruzzabad

Istana ini merupakan tempat tinggal keluarga Khalifah Abbasiyah. Istana ini dibangun di atas tanah seluas 160 ribu meter persegi. Sebelum membangun istana, Khalifah terlebih dahulu menugaskan beberapa orang ahli untuk meneliti dan mempelajari kondisi geografis Baghdad.

Di bawah istana dibuatkan parit besar yang berfungsi sebagai saluran air dan sekaligus sebagai benteng pertahanan istana. Posisi istana ini dibuat semudah mungkin untuk mengakses jalan di perkotaan. Kiri dan kanan jalan dibuat gedung bertingkat, di luar Kota Baghdad dibangun seperti Rushafah dan Karakh. Kedua kota tersebut dilengkapi dengan kantor, toko, rumah, taman, kolam, dan lainnya.

Istana Ukhaidir

Dibangun pada 775 di dekat Kufah, wilayah yang berjarak 200 km selatan Baghdad, istana ini sedikit banyak memberi gambaran mengenai bentuk kota melingkar. Selasar yang luas ini dikelilingi tembok setinggi 19 meter dan berbentuk persegi agak memanjang, tepatnya berukuran 175 m x 169.

Di dalamnya terdapat sejumlah pekarangan, aula, dan tempat-tempat fasilitas untuk penghuninya. Bentuk pola bangunan yang melingkar ini memang sengaja dibuat karena merupakan ciri khas Khalifah Abbasiyah. Karena itu, bangunan ini berbentuk bundar.

Istana Emas

Istana dengan pola arsitektur persia ini dikenal dengan Istana Khalifah. Lokasi istana ini berada di tengah-tengah Kota Baghdad. Istana ini dilengkapi beberapa fasilitas privat untuk penghuninya. Karenanya, di sana ada masjid, ruang pengawal istana, kantor polisi, dan puri- puri tempat tinggal keluarga khalifah.

Istana ini diapit oleh empat pintu gerbang, yakni Bab Al-Kufah yang terletak di sebelah daya. Bab al-Syam di barat laut, Bab al-Bashrah di tenggara, dan Bab al-Khurasan di timur Laut. Di antara masing-masing pintu gerbang ini dibangun 28 menara sebagai tempat pengawal yang bertugas mengawasi keadaan di luar kota.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement