Jumat 31 Aug 2018 09:52 WIB

Makna Momen Langka Jokowi-Prabowo

Masyarakat Indonesia sangat merindukan situasi politik yang damai.

Red: Elba Damhuri
Presiden Joko Widodo bersama Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia Prabowo Subianto dan Pesilat Indonesia Hanifan Yudani Kusumah berpelukan usai pertandingan cabang olahraga silat Asian Games 2018 di Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta, Rabu (29/8).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Presiden Joko Widodo bersama Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia Prabowo Subianto dan Pesilat Indonesia Hanifan Yudani Kusumah berpelukan usai pertandingan cabang olahraga silat Asian Games 2018 di Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta, Rabu (29/8).

REPUBLIKA.CO.ID Oleh: Amri Amrullah, Dian Erika Nugraheny

Momen keakraban Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Gerindra yang juga Ketua Umum PB Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Prabowo Subianto dalam laga final pencak silat disambut baik banyak pihak. Keakraban kedua sosok yang sedang berkontestasi di Pilpres 2019 tersebut diharapkan dapat diikuti para pendukungnya di tingkat bawah.

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan mengatakan, pelukan yang dilakukan bakal capres Jokowi dan Prabowo Subianto menenteramkan masyarakat. KPU mengharapkan para elite politik melakukan tindakan yang mengedukasi masyarakat dalam rangka Pemilu 2019. 

"Tindakan yang mengedukasi masyarakat itu, menenteramkan masyarakat dan membawa pesan positif," ujar Wahyu kepada wartawan di kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (30/8). 

Dia melanjutkan, setiap perilaku elite politik akan memengaruhi perilaku masyarakat. Karena itu, KPU berharap para elite politik melakukan kegiatan yang mengedukasi para calon pemilih. 

photo
Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia Prabowo Subianto (kedua kiri) usai memberikan medali kepada pesilat Indonesia Wewey Wita setelah pertandingan cabang olahraga silat Asian Games 2018 di Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta, Rabu (29/8).

Sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Helmy Faishal Zaini menyebut, momen tersebut adalah keteladanan yang sangat baik dari dua calon presiden bagi masyarakat Indonesia. "Ini contoh baik bagi demokrasi kita," kata Helmy, Kamis (30/8).

Menurut dia, keteladanan yang baik dari para bakal capres sangat diperlukan di tengah tensi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 yang terus memanas antara dua pendukung.

Momen Jokowi dan Prabowo memeluk atlet silat tersebut, menurut dia, mengingatkan bahwa pilpres juga harus tetap menjaga keguyuban antara seluruh komponen anak bangsa.  "Kalau yang di atas bisa guyub, kompak bersatu, mengapa yang di bawahnya harus bertikai?" kata Helmy.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement