Senin 17 Sep 2018 14:22 WIB

Sampah Plastik, Tanggung Jawab Ada di Pundak Produsen

Gencarnya suplai dari perusahaan maka volume sampah plastik menjadi tak terbendung.

Red: Gita Amanda
Sampah Pantai. Tumpukan sampah plastik disepanjang pantai. ilustrasi
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Sampah Pantai. Tumpukan sampah plastik disepanjang pantai. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melalui kegiatan bersih-bersih pantai, Greenpeace Indonesia bersama dengan komunitas lokal serta komunitas yang tergabung dalam gerakan global #breakfreefromplastic mengajak masyarakat untuk melihat sendiri "sumbangsih" para produsen yang menggunakan kemasan plastik sekali pakai terhadap lingkungan sekitar. Memanfaatkan momen World Clean Up Day, kegiatan bersih-bersih sampah plastik dilakukan di sejumlah kota.

Hari ini, kegiatan dilakukan di Pantai Kuk Cituis (atau Pantai Mencari Jodoh) - Tangerang, Banten dan Pantai Pandansari - Bantul, Yogyakarta. Pada Ahad (16/9), kegiatan serupa akan diselenggarakan di Bali, dan menyusul beberapa kota lainnya.

Aksi di beberapa kota ini bukan hanya bersih-bersih semata. Juru kampanye Urban Greenpeace Indonesia, Muharram Atha Rasyadi mengatakan setelah kegiatan bersih-bersih, mereka memilah sampah plastik berdasarkan mereknya atau melakukan audit merek.

“Audit merek dilakukan untuk melihat perusahaan-perusahaan mana saja yang seharusnya bertanggung jawab atas sampah mereka,” lanjutnya seperti dalam siaran persnya, Senin (17/9).

Masyarakat mengonsumsi plastik sekali pakai karena adanya suplai yang masif dari para produsen seperti produk-produk kebutuhan sehari-hari (fast moving consumer good). Dengan gencarnya suplai dari perusahaan, maka volume sampah plastik pun menjadi tak terbendung.

Perlu dicatat, hanya sembilan persen saja sampah plastik yang dapat didaur ulang, 12 persen dibakar dan 79 persen berakhir begitu saja di tempat pembuangan akhir dan lingkungan sekitar. Dari daratan, sampah plastik tersebut pun akhirnya berlabuh di laut lewat beberapa jalan, dan akhirnya mengancam ekosistem laut di mana 94 persen sampah plastik akhirnya mengendap di dasar laut.

"Korporasi tidak dapat ‘mencuci tangan’ mereka dari krisis polusi plastik dan menyalahkan masyarakat sepanjang waktu. Audit merek kami memperjelas perusahaan mana yang terutama bertanggung jawab atas proliferasi sampah plastik yang mencemarkan alam dan membunuh lautan kita. Jejak merek mereka memberikan bukti yang tak terbantahkan tentang kebenaran ini," ucap Von Hernandez, Koordinator Global #breakfreefromplastic.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement