Selasa 09 Oct 2018 09:26 WIB

Rumah Sakit Lapangan BSMI Jadi Alternatif Berobat Warga Sigi

Sebelumnya, para jorban harus ke Palu karena bantuan medis di Sigi masih minim.

Red: Dwi Murdaningsih
Petugas medis RS Lapangan BSMI melakukan aktivitas di Laboratorium RS Lapangan di Desa Pemenang, Lombok Utara, NTB.
Foto: Dok BSMI
Petugas medis RS Lapangan BSMI melakukan aktivitas di Laboratorium RS Lapangan di Desa Pemenang, Lombok Utara, NTB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah Sakit Lapangan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) yang beroperasi di Jalan Pramuka, Sigi Biromaru, Sigi, Sulawesi Tengah, kini menjadi alternatif bagi warga setempat untuk berobat setelah gempa bumi. Ketua Umum BSMI Djazuli Ambari menyatakan, sebelumnya banyak korban gempa di Sigi yang menderita luka-luka harus pergi ke Palu karena akses bantuan medis di Sigi masih minim.

"Sekarang korban gempa yang terluka dan pengungsi yang terserang penyakit di Sigi mulai berdatangan ke RS Lapangan BSMI," kata Djazuli.

Djazuli menambahkan, RS Lapangan BSMI di Sigi dilengkapi dengan fasilitas standar RS Lapangan yang berdiri di berbagai wilayah bencana. RS Lapangan BSMI di Sigi memiliki fasilitas seperti saat di Lombok seperti IGD, poliklinik umum, poli spesialis, rawat inap, kamar operasi/tindakan, farmasi, laboratorium, fisioterapi, dapur umum dan MCK.

Semenjak ditunjuk Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah sebagai penanggung jawab penanganan kesehatan di Sigi, maka BSMI mendapat bantuan dua tenda besar dan lampu utama dari BNPB dan instalasi air dari Kementerian ESDM untuk pendirian RS Lapangan.

"RS Lapangan BSMI dijaga oleh lima dokter umum, sembilan perawat, satu bidan, satu fisioterapis, seorang analis, dua apoteker, 10 relawan umum, tiga tim dapur umum dan dua teknisi," ujar Djazuli.

Penanggung jawab utama Posko BSMI Sulawesi Tengah Sulfiadi menerangkan kondisi Sigi juga tak kalah hancur seperti Palu dan Donggala. Justru, ujarnya, bantuan baik logistik maupun medis di Sigi belum selancar dan sebanyak bantuan di wilayah Palu.

"Selama ini kita hanya menyebut Palu dan Donggala, tetapi tolong perhatikan juga Sigi. Wilayah yang terdampak dan korban yang ada juga tidak kalah banyak. Akses bantuan di sini masih minim," katanya.

Sebelumnya, Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto mengatakan tahap pemulihan akan dilakukan dengan upaya dari layanan kesehatan, gizi, kesehatan reproduksi, pengendalian penyakit, kesehatan lingkungan, dan kesehatan jiwa.

Yurianto mengatakan layanan kesehatan diharapkan sudah bisa beroperasi dengan tenaga sumber daya manusia (SDM) kesehatan daerah setempat mulai pekan depan. Saat ini sebanyak 50 puskesmas di Kota Palu, Kabupaten Donggala, dan Kabupaten Sigi sudah mulai beroperasi dengan dibantu oleh tenaga relawan. Begitu juga pada 11 rumah sakit di tiga wilayah terdampak yang diisi oleh dokter dan perawat dari relawan.

Tim dari Kementerian Kesehatan telah melakukan penilaian terhadap alat-alat medis yang masih bisa digunakan dan tidak mengalami kerusakan. Sementara sebagian besar Puskesmas tidak ada yang rusak.

"Secara umum dapat dikatakan 90 persen sudah pulih," kata Yurianto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement