Selasa 09 Oct 2018 14:46 WIB

Kampus Harus Desain Kurikulum Berorientasi Kewirausahaan

Entrepreneurship masih jadi komponen yang lemah dalam sistem pendidikan di Indonesia

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
IPB menggelar Job Fair Career dan Entrepreneurship Expo 2018.
Foto: Dok IPB
IPB menggelar Job Fair Career dan Entrepreneurship Expo 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Forum Rektor Indonesia (FRI) menyatakan, kewirausahaan atau entrepreneurship masih menjadi komponen yang lemah dalam sistem pendidikan di Indonesia. Padahal sebuah negara memerlukan setidaknya 2 persen wirausahawan yang bisa membuka lapangan kerja.

Wakil Ketua Dewan Pertimbangan FRI Prof Asep Saifuddin mengatakan, untuk meningkatkan jumlah entrepreneur itu perguruan tinggi harus mempunyai kurikulum yang juga fokus menghasilkan entrepreneur muda.

"Perguruan tinggi harus bisa mendesain kurikulum yang berorientasi kewirausahaan," jelas Asep yang juga menjabat sebagai rektor Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) saat dihubungi Republika, Selasa (9/10).

(Baca: ITS Dorong Lulusannya Jadi Wirausahawan)

Asep menyampaikan, untuk di UAI sendiri ada berbagai pendekatan yang dilakukan untuk mengasah bakat kewirausahaan mahasiswa. Umpamanya dengan menyelenggarakan mata kuliah tentang Kewirausahaan dan Kepemimpinan di level Universitas sebesar tiga SKS, level Fakultas 3 sampai 6 SKS dan di level Prodi 6 sampai dengan 8 SKS.

Selain itu, UAI juga mempunyai program KKN tematik yang mencakup kewirausahaan dan kemimpinan. Lalu melakukan studium generale setidaknya 4 kali per tahun yang wajib dihadiri mahasiswa serta menggalang pembentukan perusahaan rintisan berbasis teknologi.

"UAI juga melibatkan mahasiswa dalam melakukan pembinaan pengusaha kecil dan menengah di sekitar kampus atau kegiatan-kegiatan besar tingkat nasional dan internasional," kata Asep.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak lembaga pendidikan tinggi di Indonesia turut berperan mengembangkan sekaligus melahirkan para wirausaha yang mampu menciptakan lapangan kerja.

Jokowi menyampaikan Indonesia memerlukan lebih banyak wirausaha untuk dapat bersaing dengan negara lainnya. Ia menyebut bahwa saat ini, semangat kewirausahaan bangsa masih berada pada tahap yang rendah.

"Dalam Global Entrepreneurship Index tahun 2017, peringkat kewirausahaan kita masih di ranking 90 dari 137 negara. Di tingkat Asia Pasifik, peringkat kita ke-16 dari 24 negara. Jumlah inovasi dan paten kita juga masih rendah, yaitu peringkat 87 dari 137 negara. Artinya masih banyak pekerjaan besar yang harus kita selesaikan," kata Jokowi saat memberikan orasi ilmiah dalam rangka Dies Natalis ke-66 Universitas Sumatera Utara (USU) di Auditorium Kampus USU, kemarin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement