Rabu 10 Oct 2018 04:08 WIB

IMF: Kemajuan Teknologi Ancam Pekerjaan Perempuan

Perempuan lebih berisiko kehilangan pekerjaan dibandingkan laki-laki akibat teknologi

Red: Nur Aini
Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde menyampaikan paparan terkait Pemberdayaan Wanita di Dunia Kerja pada rangkaian Pertemuan Tahunan IMF World Bank Group 2018 di Bali International Convention Center (BICC), Nusa Dua, Bali, Selasa (9/10).
Foto: Antara/ICom/AM IMF-WBG/Puspa Perwitasari
Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde menyampaikan paparan terkait Pemberdayaan Wanita di Dunia Kerja pada rangkaian Pertemuan Tahunan IMF World Bank Group 2018 di Bali International Convention Center (BICC), Nusa Dua, Bali, Selasa (9/10).

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde menyatakan perempuan akan lebih berisiko kehilangan pekerjaan karena kemajuan teknologi, dibandingkan laki-laki.

"Berdasarkan riset, kami menemukan 11 persen perempuan lebih berisiko kehilangan pekerjaan karena teknologi baru dan kecerdasan buatan, sementara laki-laki hanya 9 persen," kata Lagarde dalam seminar Empowering Women in the Workplace di sela-sela Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia di Nusa Dua, Selasa (9/10).

Riset yang dilakukan terhadap 54 juta pekerja perempuan dan laki-laki di 28 negara anggota Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) ditambah Singapura dan Siprus itu memperkirakan 180 juta pekerjaan yang biasa dilakukan perempuan berisiko tinggi hilang. Hal itu karena teknologi dan automasi dalam dua dekade ke depan.

Beberapa jenis pekerjaan yang sangat berisiko tergantikan oleh teknologi adalah bidang administrasi, layanan, serta pemasaran.

"Perempuan akan lebih terdampak karena mereka mengerjakan pekerjaan yang dianggap lebih tidak bernilai, di mana kemajuan teknologi bisa melengkapi keterampilan manusia," tutur Lagarde.

Untuk mengantisipasi tantangan itu, mantan menteri keuangan Prancis itu menyeru para pemimpin dunia untuk membekali perempuan dengan keterampilan yang diperlukan. Selain itu, mempersempit kesenjangan gender, dengan menempatkan perempuan di posisi-posisi pemimpin, serta menjembatani kesenjangan digital.

Meskipun perempuan kurang unggul pada sektor teknologi informasi, namun dalam bidang-bidang pekerjaan yang membutuhkan keterampilan kognitif dan interpersonal seperti sektor kesehatan, pendidikan, dan layanan sosial, peran perempuan diperkirakan akan tetap kuat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement