Ahad 14 Oct 2018 06:00 WIB

Jepang Gunakan Drone untuk Mitigasi Bencana

Drone secara otomatis akan terbang setelah menerima peringatan dini.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Muhammad Hafil
Ujicoba terbang pesawat tanpa awak atau drone dengan menggunakan teknologi perilaku lebah
Foto: VOA
Ujicoba terbang pesawat tanpa awak atau drone dengan menggunakan teknologi perilaku lebah

REPUBLIKA.CO.ID, SENDAI -- Pemerintah Kota Sendai telah menguji drone yang dilengkapi speaker untuk mengirim peringatan evakuasi selama penerbangan. Pesawat tanpa awak itu lebih tenang dibandingkan helikopter. Pejabat kota setempat mengatakan, pesan akan lebih mudah didengar masyarakat.

Pemerintah kota dan perusahaan swasta berharap robot dan drone akan dapat membantu upaya pemulihan bencana di masa depan. Sebuah inisiatif ini menggabungkan pelajaran dari gempa besar Jepang Timur 2011, mengirimkan peringatan, mengukur kerusakan, dan mengakses tempat-tempat yang manusia tidak bisa menjangkau.

"Drone tidak memiliki risiko dilanda tsunami atau terjebak dalam kemacetan lalu lintas," kata Koji Muto, seorang pejabat di divisi manajemen krisis Sendai dilansir dari Japan Times pada Ahad (14/10).

Dalam sistem seperti itu, drone akan secara otomatis terbang setelah menerima peringatan dari sistem peringatan dini negara J-Alert. Kemudian drone itu akan mengeluarkan pesan evakuasi ke penduduk setempat.

"Karena gempa besar diproyeksikan terjadi di sepanjang Nankai Trough di lepas pantai Pasifik negara itu, kami ingin menempatkan sistem drone kami ke dalam penggunaan praktis sesegera mungkin," katanya.

Robot sudah digunakan dalam berbagai operasi dalam menangani bencana, termasuk misi pencarian, investigasi bawah air, dan menghilangkan puing-puing.

Robot juga telah digunakan untuk memeriksa kondisi di dalam reaktor di pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima No. 1 di Tokyo Electric Power Holdings Inc. Akan tetapi, pelaku industri mengatakan, karena robot semacam itu memiliki fungsi terbatas dan mahal, sulit untuk menjualnya secara komersial.

Mitsubishi Heavy Industries Ltd mengembangkan robot yang dikendalikan dari jarak jauh yang dapat digunakan di lokasi yang dipenuhi dengan gas yang mudah terbakar, seperti di dalam terowongan setelah kecelakaan. Robot ini dirancang agar tidak melalui proses menghidupkan dan dapat menghapus rintangan.

"Kami ingin pemerintah pusat untuk mendukung pengembangan robot untuk tujuan tersebut dengan mengalokasikan (dana)," kata Divisi Sistem Energi Nuklir Mitsubishi Heavy, Ken Onishi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement