Kamis 08 Nov 2018 17:29 WIB

Pengamat LIPI: Yang Diperebutkan Yusril, Bukan PBB

PBB belum memiliki suara signifikan.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Muhammad Hafil
Yusril Ihza Mahendra
Foto: Edwin/Republika
Yusril Ihza Mahendra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Fachry Ali, menyebut ketertarikan dua kubu baik tim Jokowi-Ma'ruf maupun Prabowo-Subuanto terhadap Partai Bulan Bintang (PBB) karena ketokohan Yusril Ihza Mahendra. Ia menilai ketertarikan bukan karena PBB secara organisasi partai yang memiliki kedekatan dengan pemilih muslim.

"PBB itu simbol utamanya Yusril, nah kenapa Yusril karena dia ahli hukum tata negara yang dikenal publik, nah jadi Yusrilnya itu yang penting, bukan organisasinya," ujar Fachry saat dihubungi wartawan, Kamis (8/11).

Karenanya, ia tidak melihat jika dua kubu memperebutkan PBB sebagai partai. Sebab, PBB belum memiliki suara yang signifikan di Pilpres 2019.

"Ya yang mereka memperebutkan sebetulnya Yusrilnya, bukan PBB. Makanya kalau PBB belum apa-apa, partai kecil, nah yang diperebutkan itu Yusrilnya, yang berpengaruh Yusril," ungkap Fachry.

Terkait Yusril yang menjadi pengacara Jokowi-Ma'ruf, Fachry menilai merapatnya Yusril karena keahlian hukum tata negara Yusril. Namun, ia belum dapat memastikan apakah merapatnya Yusril memberi keuntungan dari segi elektoral.

Sebab, pengertian masyarakat masih rancu terhadap keberadaan Yusril apakah karena keahliannya atau karena PBB.

"Yang merapat itu keahlian Yusrilnya, tetapi Yusril ada harganya di mata publik benar. sebagai seorang yang ahli, keahliannya itu. Apakah itu punya pengaruh elektoral kita belum tau," ujar Fachry.

Dalam kesempatan terpisah, Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Ahmad Muzani masih berharap PBB menetapkan dukungannya ke pasangan Prabowo-Sandiaga. Meskipun Yusril telah ditunjuk menjadi pengacara kubu pasangan lawan Jokowi-Ma'ruf.

Sebab, hingga kini PBB belum memutuskan mendikung pasangan capres untuk Pilpres 2019.

"Saya berharap kalau PBB belum memutuskan bisa bergabung dengan kami dan kami tidak bisa menawarkan banyak, kecuali bagaimana kita sama-sama berjuang," ujar Sekjen Partai Gerindra tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement