Senin 12 Nov 2018 16:51 WIB

Cara Ridwan Kamil Peringati Hari Ayah

Ridwan mengikuti kesukaan anak-anaknya untuk menjaga kedekatan.

Red: Indira Rezkisari
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil
Foto: Antara/Nyoman Budhiana
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil atau Emil mempunyai cara tersendiri untuk memperingati Hari Ayah Nasional setiap 12 November. Emil merasa harus menjadi pahlawan bagi anak-anaknya karena anak-anak akan mengikuti apa yang dicontohkan orang tuanya.  

"Jadi kalau ayahnya sangat dekat, perhatian, memimpin ibadah, selalu hadir itu menjadi sebuah kebutuhan," kata Gubernur Emil di Gedung Sate Bandung, Senin (12/11). Dia mengaku merasa berat ketika membantu mengerjakan PR anak perempuan yang bersekolah di SMP dan sampai harus mulai belajar lagi dengan membuka-buka buku pelajaran.

Baca Juga

Hal tersebut dilakukan demi anaknya ketika ditanya bisa menjawab, terlebih pelajaran matematika. "Inilah cara saya menjaga kedekatan dengan anak yang masih SMP, walaupun sudah menjadi Gubernur," kata Emil.

Berbeda halnya pola pendekatan dengan anaknya yang sudah bersekolah di SMA. Emil menggunakan pola komunikasi seperti sahabat kepada anak laki-lakinya.

"Memotoran bareng, curhat. Gara-gara itu menjadi ketahuan siapa kecengannya dia," ujarnya.

Bahkan menurut, ceritanya Emil, tadi malam berkaraoke bareng dengan anak-anaknya menyanyikan lagu-lagu grup musik Queen walaupun hanya 1,5 jam karena dua hari sebelumnya mendampingi Presiden RI Joko Widodo. Meski lelah dan capek hak anak tetap diberikan, itulah perjuangan memberikan keadilan yang menjadi contoh dan teladan.

Hal tersebut adalah cara Gubernur Emil mengikuti kesukaan anak-anaknya, karena mereka suka musik. Emil percaya upaya mengenali kesukaan anak bisa menciptakan kedekatan.

"Saya belajar tentang K-Pop supaya ngobrol dengan anak saya rada nyambung. Kalau kitanya nggak ngerti dunia mereka bagaimana kita mengetahui apa yang ada di pikiran mereka," katanya.

Selain itu, Emil mengajarkan kesederhanaan kepada anak-anaknya. Nilai kesederhanaan ini diajarkan oleh ibu Emil. Sang bunda selalu berpesan, jangan memegang dunia tapi berpegangan lah pada akhirat. Pesan lanjutannya, jangan merasa berkuasa dan selalu ingin dipuji ketika berpegang pada dunia.

"Karena kalau saya berperilaku kurang baik sebagai pemimpin keluarga mereka akan kena dampak. Sebaliknya juga kalau anak-anak saya macam-macam nanti orangtuanya berdampak. Atas dasar kesepakatan informal keluarga itu kita menyepakati," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement