Jumat 30 Nov 2018 19:21 WIB

Bisnis Makanan Berbasis Terigu Diyakini Terus Tumbuh

Bogasari menggelar Bogasari Young Foodpreneur Challenge 2018.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Vice President Commercial Bogasari Ivo Ariawan Budiprabawa
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Vice President Commercial Bogasari Ivo Ariawan Budiprabawa

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pesatnya pertumbuhan usia muda produktif di Indonesia yang dikenal sebagai bonus demografi mendorong PT Indofood Tbk Divisi Bogasari ikut mempersiapkan para kelompok usia muda dan produktif sejak dini. Pelaku industri di sektor bahan makanan tersebut mendorong lahirnya pengusaha-pengusaha muda melalui program Bogasari Young Foodpreneur Challenge 2018.

"Bogasari Young Foodpreneur Challenge ini merupakan kompetisi bisnis di bidang industri makanan berbasis terigu, yang bertujuan untuk mendorong semangat entrepreneur dan perkembangan food startup business anak muda masa kini," kata Vice President Commercial Bogasari Ivo Ariawan Budiprabawa di Pakuwon Mall Surabaya, Jumat (30/11).

Lewat acara yang berlangsung dari 30 November hingga 2 Desember 2018 itu, Bogasari memberi kesempatan kepada para anak muda untuk mengenalkan sekaligus meningkatkan nilai usaha rintisannya. Sedangkan anak-anak SMA sederajat, ditantang sekaligus diinspirasi untuk mulai belajar menjadi young foodpreneur.

Ivo merasa yakin akan pertumbuhan pelaku bisnis makanan berbasis terigu dari kalangan usia muda. Terbukti, saat ini hampir 3 ribu UKM mitra Bogasari yang menjadi anggota Bogasari Mitra Card (BMC) berusia di bawah 35 tahun. Mulai dari UKM bakeri, mie, pastry, pancake, cake, dan jajanan pasar.

Ivo menjelaskan, ada tiga kompetisi yang digelar dalam Bogasari Young Foodpreneur Challenge, yakni, Food Start Up, Bisnis Ideasi, dan Lomba Cipta Kreasi Resep (LCKR). Khusus untuk Food Start Up batas usia peserta adalah 25-35 tahun, dan masa usahanya antara 2-3 tahun.

Lebih jauh Ivo menjelaskan, seleksi kompetisi Food Start Up dilakukan sejak pendaftaran dibuka pada 1 September 20108 hingga 7 Oktober. Selain usahanya sudah berjalan antara 2-3 tahun peserta juga wajib mengisi formulir sebagai bahan penilaian.  Adapun yang dinilai adalah Produk, Market, Badan Usaha, Kemitraan, Risiko, Safety, dan Investasi.

Menurut Ivo, dari hasil seleksi awal didapat 30 peserta yang memenuhi kriteria. Mereka kemudian wajib mengikuti booth camp selama 3 hari, yakni 22 sampai 24 Oktober di Universitas Ciputra, termasuk field trip ke pabrik Bogasari. Setelah itu peserta  wajib mengikuti selling stage dan mentoring bekerja sama dengan Go Food.

"Jadi para peserta wajib menjual produknya melalui pesan layan antar Go Food selama 3 minggu mulai 25 Oktober-18 November 2018," kata Ivo.

Saat ini ada 25 peserta yang mengikuti final di acara Bogasari Young Foodpreneur Challenge. Di acara ini akan digelar 2 penilaian terakhir yakni hasil penjualan selama 3 hari di acara expo dan presentasi bisnis selama 15 menit di hadapan pengunjung dan dewan juri. 

"Dari kompetisi food start up ini akan dipilih 3 juara dengan hadiah uang tunai, sertifikat dan trofi. Juara 1 akan mendapat hadiah uang tunai Rp 10 juta, Juara 2 Rp 6 juta, dan juara 3 Rp 4 juta," ujar Ivo.

Khusus kompetisi Bisnis Ideasi dan LCKR, lanjut Ivo, sama-sama diikuti anak SMK, SMA sederajat. Pada Bisnis Ideasi, para siswa mengajukan proposal usaha makanan berbasis terigu yang isinya meliputi aspek Produk, Market , Badan Usaha, Kemitraan, Risiko, Safety dan Investasi. Total peserta Idea Bisnis ini adalah 20 pelajar SMK dan sederajat.

Para peserta akan presentasi di depan juri saat acaara expo. Dewan juri yang akan menilai materi presentasi peserta Food Start Up dan Idea Bisnis adalah Chef Hugo, Chef Hadi dari Bogasari dan Irmadita dari HIPMI.

Sementara itu, Kompetisi LCKR (Lomba Cipta Kreasi Resep) adalah lomba menciptakan inovasi resep yang sudah dijalankan Bogasari lebih dari 10 tahun. LCKR 2018 ini mengangak  tema Kreasi Pao dengan bahan terigu Cakra Kembar Emas kemasan 5 kilogram.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement