Senin 10 Dec 2018 17:26 WIB

Dolanan Anak Diusulkan Jadi Materi Eskul

Banyak anak-anak pada masa kini tidak mengenal lagi dolanan anak.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dwi Murdaningsih
Sejumlah warga mencoba permainan gelindingan yang diadakan oleh Kampoeng Dolanan Nusantara saat Car Free Day di Jakarta, Ahad (22/2).    (Republika/Agung Supriyanto)
Sejumlah warga mencoba permainan gelindingan yang diadakan oleh Kampoeng Dolanan Nusantara saat Car Free Day di Jakarta, Ahad (22/2). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Permainan tradisional anak-anak atau lebih dikenal dengan 'dolanan anak' diusulkan bisa menjadi salah satu materi kegiatan ekstra kurikuler di sekolah-sekolah wilayah Kabupaten Purbalingga. Hal itu disampaikan panitia Festival Dolanan, Sutarko, di sela pembukaan Festival Dolanan Anak di Desa Kembaran Wetan Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga, Senin (10/12).

Dia menyebutkan, permainan tradisional anak memiliki filosofi yang tinggi karena secara tidak langsung akan membentuk karakter anak yang baik. Misalnya, soal beranian, disiplin, sikap bertanggungjawab dan kesetiakawanan sosial.

''Paling tidak, adanya eskul dolanan anak akan menjadi penyeimbang bagi permainan atau game-game berbasis smartphone yang lebih banyak efek negatifnya,'' kata dia.

Dalam kondisi saat ini, dia menyebutkan, pengenalan permainan tradisional anak harus dimulai dari orang dewasa lebih dahulu. Hal ini karena sudah banyak anak-anak pada masa kini, tidak mengenal lagi dolanan anak.

''Salah satunya, melalui kegiatan eskul di sekolah,'' katanya.

Dalam pelaksanaan Festival Dolanan Anak yang digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purbalingga, ada berbagai jenis permainan anak tradisional yang dilombakan. Permainan yang dilombakan antara lain egrang batok kelapa, lempar cereweng, meriam bambu, sunda manda dan berbagai jenis dolanan anak lainnya.

Sekretaris Dindikbud Purbalingga, Sri Kuncoro, menyebutkan Festival Dolanan Anak tahun 2018 ini diikuti oleh perwakilan dari 18 kecamatan se-wilayah Kabupaten Purbalingga. Satu kontingen mengirimkan 20 anak beserta bina damping.

Sebagai stimulus, Kuncoro menyebutkan,  Dindikbud Purbalingga memberikan hadiah bagi enam penampil terbaik berupa piala dan uang pembinaan. Dia menyebutkan, festival serupa pernah diselenggarakan Pemkab Purbalingga sekitar tiga tahun lalu. Namun konsep yang diterapkan, berbada dengan festival tahun ini.

Tiga tahun lalu, festival serupa dilaksanakan di ruang tertutup. Tapi dalam festibal tahun ini, seluruh kegiatannya dilaksanakan di ruang terbuka. ''Kami akan menjadikan agenda ini sebagai agenda rutin tahunan dan saya pesankan juga ke teman-teman  seniman Purbalingga untuk mempunyai ide cerdas lagi agar kegiatan ini akan lebih menggaung lagi,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement