Senin 10 Dec 2018 20:19 WIB

Kemenpar akan Kembangkan Nomadic Tourism di Trans Jawa

Kemenpar menyebut nomadic tourism mudah dikembangkan dan terbilang murah

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sejumlah kendaraan melintasi di jalan Tol Batang Semarang saat penyusuran pra uji laik fungsi dan keselamatan Trans Jawa, Batang, Jawa Tengah, Jumat (7/12/2018).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Sejumlah kendaraan melintasi di jalan Tol Batang Semarang saat penyusuran pra uji laik fungsi dan keselamatan Trans Jawa, Batang, Jawa Tengah, Jumat (7/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata akan mengembangkan konsep "nomadic tourism" di sepanjang jalur tol Trans Jawa. Selain itu Kemenpar berencana mempromosikan destinasi potensial di setiap wilayah yang dilalui.

"Secara khusus saya ingin 'nomadic tourism' jalan, jadi di titik mana orang akan membuat apa, misalkan pintu tol mana kita akan memperkenalkan destinasinya," kata Menpar Arief Yahya di Jakarta, Senin (10/12).

Konsep "nomadic tourism" menjadi salah satu andalannya sebagai solusi sementara dalam hal pengembangan destinasi karena dinilai relatif cepat pengembangan dan pembangunannya. "Nomadic tourism" adalah segala aktivitas atau bisnis yang terkait gaya hidup dan budaya berpindah-pindah. Ia menyontohkan seperti menggunakan "glamp camp", "home pod", dan karavan sebagai fasilitas akomodasi.

Terkait pengembangan "nomadic tourism" di sepanjang jalur tol Trans Jawa, Arief mengatakan ia telah menjajaki dan membicarakan hal itu dengan sejumlah pengusaha dan investor.

"Kalau 'nomadic tourism' relatif mudah, bisa pakai mobilnya sendiri berbentuk karavan itu boleh, menggunakan kemah di situ boleh, lalu mungkin bisa semacam 'home pod'. Saya sudah bicara dengan beberapa pengusaha," katanya.

Ia menambahkan ada "homestay" yang mungkin dapat dikembangkan terbuat dari peti kemas seharga di bawah Rp 100 juta. "Menurut saya menarik karena ini 'portable' mudah dibawa dengan menggunakan truk atau dengan menggunakan penarik kontainer, lalu ada semacam 'home pod' yang mudah dipindah-pindah harganya di bawah Rp200 juta dari Arumdalu. Itu juga akan menumbuhkan 'nomadic tourism' di sepanjang Trans Jawa," katanya.

Arief mengaku sudah berkoordinasi dengan Menteri PUPR dan Menteri Perhubungan, bahkan meresmikan beberapa ruas secara khusus tol Trans Jawa.

"Saya ingat pesan Presiden agar diperbanyak 'rest area' untuk tol Trans Jawa dan agar menampilkan produk-produk atau jasa dari daerah yang dilewati agar pariwisata kita tetap hidup di sana," katanya. Selain itu, untuk memperkenalkan destinasi unggulan yang ada.

"Kami harapkan sesegera mungkin akan dilakukan peresmian-peresmian secara lebih khusus yang ada kepariwisataannya," katanya. Dengan begitu, akan ada lebih banyak produk unggulan lokal termasuk daya tarik destinasi di setiap area peristirahatan atau di sekitar pintu tol Trans Jawa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement