Selasa 11 Dec 2018 19:04 WIB

Bank Sampah Sabrang Beri Nilai Tambah Ekonomi Warga

Anggota bank sampah ini berasal tidak hanya dari satu dusun saja.

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Yusuf Assidiq
Kendaraan roda tiga bantuan Kementerian Lingkungan Hidup untuk mengangkut sampah.
Foto: Dokumen.
Kendaraan roda tiga bantuan Kementerian Lingkungan Hidup untuk mengangkut sampah.

REPUBLIKA.CO.ID, KULONPROGO -  Paguyuban Bank Sampah Sastra Sabrang, Giripurwo, Girimulyo, Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta, telah berdiri sejak 17 September 2017. Awalnya anggotanya hanya 70 orang, namun sekarang sudah mencapai 179 orang.

Mereka berasal tidak hanya dari satu dusun saja, melainkan meluas dari tetangga dusun. Bank Sampah Sastra Sabrang ini dikelola relawan Sabrang. "Tujuannya antara lain untuk menjaga kesehatan masyarakat dan penyelamatan lingkungan agar tidak rusak akibat dari pembuangan sampah yang sembarangan," kata Direktur Bank Sampah Sastra Sabrang, Sarjiman.

Dengan pengelolaan sampah yang  baik di rumah tangga, yang kemudian disetorkan ke Bank Sampah Sastra Sabrang mampu memberikan  nilai tambahan ekonomi di rumah tangga tersebut. "Bahkan bisa bayar pajak dengan sampah ini," ujarnya.

Data transaksi bank sampah tujuh bulan terakhir (Mei-November 2018) atau sebanyak enam kali buka pasar, diperoleh sampah terpilah sebanyak 950 kg dengan rerata 159 kg per satu kali buka pasar. Sedangkan nilai transaksinya Rp 1.881.315 dengan rerata traksaksi Rp 313.533 per satu kali buka pasar.

Camat Girimulyo, Purwono, mengapresiasi perkembangan Bank Sampah Sastra Sabrang yang begitu pesat. Ia memberikan penghargaan setinggi-tingginya bagi  pengurus dan warga Sabrang khususnya, juga warga Giripurwo pada umumnya, yang telah mulai sadar untuk mengelola sampahnya dengan tepat tempat.

Ia berharap Bank Sampah Sastra Sabrang tetap berkomitmen mengampanyekan bank sampah, agar dapat ditiru/dicontoh daerah lain dalam mengelola sampah dengan baik dan benar. Sehingga akan memberikan dampak positif terhadap kesehatan, lingkungan sekitar,  juga menjaga lingkungan hidup.

“Dengan tidak Buang Air Besar (BAB) di sungai, tidak membuang sampah plastik sembarangan, kita akan mewariskan lingkungan yang baik bagi anak cucu kita nanti,” ujarnya.

Lebih lanjut Purwono mengatakan dengan pengelolaan sampah tepat tempat seperti di Bank Sampah Sastra Sabrang, berarti masyarakat bayar pajak dari sampah atau SADIDU (Sampa Jaduit untuk tambah perekonomian keluarga).

Pada usia yang pertama ini, juga diserahkan SK berdirinya Bank Sampah Sastra Sabrang dari kepala Desa Giripurwo dan motor pengangkut sampah roda tiga dari Kementerian Lingkungan Hidup.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement