Kamis 03 Jan 2019 16:18 WIB

Sampah di Pasar Sayati Masih Menumpuk

Sampah di Pasar Sayati belum pernah diangkut secara rutin oleh petugas kebersihan.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Esthi Maharani
Pedagang Pasar Sayati mengeluhkan sampah menumpuk yang tidak sudah lama tidak diangkut. Beberapa kios terpaksa tutup dan tidak berjualan, Rabu (3/10).
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Pedagang Pasar Sayati mengeluhkan sampah menumpuk yang tidak sudah lama tidak diangkut. Beberapa kios terpaksa tutup dan tidak berjualan, Rabu (3/10).

REPUBLIKA.CO.ID, SAYATI -- Tumpukan sampah di Pasar Sayati Indah, Desa Sayati, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung masih menggunung. Sampah tersebut menumpuk di tempat pembuangan sampah yang berada di sudut belakang pasar. Bahkan, karena belum kembali diangkut, sampah meluber ke jalan dan menutup akses pembeli menuju kios-kios.

Sampah yang menumpuk disebabkan belum adanya pengangkutan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bandung. Salah seorang pedagang Pasar Sayati, Egi (40) mengungkapkan sejak operasi bersih (opsih) awal Desember 2018 lalu, sampah di Pasar Sayati belum pernah diangkut secara rutin oleh petugas kebersihan. Saat ditanyakan alasannya, Dinas Lingkungan Hidup menjawab karena mobil sampah mengalami kerusakan.

"Dari opsih (Desember kemarin), tidak ditarik lagi dan membludak. Pernah ditanyain, katanya mobilnya rusak. Memang mobil (sampah) satu?" ujarnya, Kamis (3/1).

photo
Sampah menumpuk ditempat pembuangan sampah (TPS), di komplek Pasar Sayati, Kabupaten Bandung, Senin (24/4). Sampah menggunung hingga mengular kurang lebih mencapai 10 mete

Ia menuturkan, tiap hari pungutan uang kebersihan selalu diminta namun sampah masih tetap menumpuk. Selain itu, jika opsih dilakukan para pedagang dimintai sejumlah uang.

"Opsih ada pungutan liar. Sekarang rutin bayar terus opsih keluar kocek lagi ada yang satu jongko (kios) Rp 100 ribu bahkan ada Rp 1.5 juta," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement