Kamis 03 Jan 2019 16:47 WIB

DIY Capai Inflasi Terendah se-Pulau Jawa di 2018

Inflasi DIY pada Desember 2018 tercatat sebesar 0,57 persen mtm.

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Gita Amanda
Rapat Koordinasi Daerah Tim Pemantau Inflasi Daerah DIY. Hingga Agustus 2018.
Foto: Neni Ridarineni.
Rapat Koordinasi Daerah Tim Pemantau Inflasi Daerah DIY. Hingga Agustus 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Inflasi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Desember 2018 tercatat sebesar 0,57 persen month to month (mtm), dengan tingkat inflasi tahunan sebesar 2,66 persen year on year (yoy), sesuai yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik DIY. Angka ini tercatat sebagai pencapaian inflasi terendah dibandingkan dengan provinsi lainnya di Pulau Jawa.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia DIY, Budi Hanoto mengatakan, pencapaian inflasi ini juga lebih rendah dari nasional yaitu 3,13 (yoy). Juga relatif lebih rendah dibandingkan rata-rata inflasi DIY dalam tiga tahun terakhir sebesar 2,69 (yoy).

"Rendah dan terkendalinya inflasi dalam sasaran target inflasi 3,5 persen (yoy) didukung oleh terjaganya komponen inflasi inti, meskipun terdapat tekanan pada inflasi volatile food dan administered prices," kata Budi berdasarkan keterangan resminya, Rabu (2/1) lalu.

Budi menjelaskan, komponen volatile food pada Desember 2018 tercatat sebesar 1,48 persen (mtm) dengan andil 0,27 persen (mtm) dan inflasi tahunan mencapai 3,21 persen (yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan rata-rata volatile food dalam tiga tahun terakhir sebesar 3,94 persen (yoy) maupun secara nasional sebesar 3,39 persen (yoy).

Beberapa komoditas yang mendorong inflasi pada 2018 antara lain daging ayam, bawang merah dan daging sapi. "Tingginya harga daging ayam pada tahun ini dipengaruhi oleh menurunnya tingkat produksi akibat rendahnya distribusi Day One Chick (DOC) dan pelarangan penggunaan Antibiotic Growth Promoter (AGP) pada ayam," kata Budi.

Sementara itu, komponen inflasi administered prices pada Desember 2018 tercatat sebesar 0,82 persen (mtm) dengan andil 0,16 persen (mtm) dan pencapaian tahunan sebesar 2,28 persen (yoy). Hal ini, lanjut Budi, lebih rendah dibandingkan rata-rata inflasi administered prices dalam tiga tahun terakhir sebesar 2,39 persen (yoy), maupun nasional sebesar 3,36 persen (yoy).

Menurut Budi, menurunnya tekanan inflasi tarif kereta api pada periode 2018 mampu menahan tingginya gejolak inflasi dari komoditas bensin maupun rokok. "Kondisi ini turut dipengaruhi oleh banyaknya promo diskon tarif kereta api yang disediakan oleh berbagai e-commerce dalam periode tertentu," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement