Kamis 03 Jan 2019 22:04 WIB

Gili Meno Didorong Jadi Destinasi Ramah Keluarga

Friendly tourism merupakan aplikasi paling konkret untuk wisata halal.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Gita Amanda
Wisatawan melakukan olahraga snorkeling di kawasan wisata Pulau Gili Air, Nusa Tenggara Barat, Jumat (21/4). Kepulauan Gili Meno yang menawarkan keindahan bawah laut itu menjadi salah satu destinasi wisata alam yang banyak diminati para wisatawan.
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Wisatawan melakukan olahraga snorkeling di kawasan wisata Pulau Gili Air, Nusa Tenggara Barat, Jumat (21/4). Kepulauan Gili Meno yang menawarkan keindahan bawah laut itu menjadi salah satu destinasi wisata alam yang banyak diminati para wisatawan.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Utara menyiapkan Gili Meno sebagai destinasi wisata ramah keluarga atau juga friendly tourism. Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Muhammad Faozal mengatakan, Gili Meno yang berada di Lombok Utara akan memiliki konsep berbeda dibandingkan Gili Trawangan dan Gili Air.

Arah friendly tourism yang akan disematkan kepada Gili Meno, kata Faozal, juga mendekatkan pada branding wisata halal yang menjadi andalan pariwisata Lombok.

"Friendly tourism itu aplikasi paling konkret untuk wisata halal, (Gili Meno) bentuknya nanti wisata yang familiar dengan keluarga dan kebutuhan-kebutuhan yang lebih kental dan ramah keluarga," kata Faozal di Mataram, NTB, Kamis (3/1).

Hal ini dimaksudkan memberikan diferensiasi dengan Gili Trawangan yang sudah jauh lebih dahulu populer sebagai pulau yang menawarkan ragam hiburan malam dan pesta. Faozal menyampaikan, hingga saat ini baru bersedia lima hotel di Gili Meno.

Kata dia, Pemprov NTB dan Pemkab Lombok Utara telah menyepakati membangun pelabuhan di Gili Meno melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) senilai Rp 9 miliar pada tahun ini. Faozal menyebutkan, kawasan tiga Gili yakni Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno, masih menjadi primadona sektor pariwisata Lombok. Pemulihan sektor pariwisata pascagempa di tiga gili, kata Faozal, relatif lebih cepat dibandingkan destinasi wisata lain yang ada di Lombok.

"(Pemulihan) Gili lebih cepat karena pelaku-pelaku usaha wisata memiliki jejaring mereka dan secara personel mereka kuat karena bisnis dia di situ itu sehinga mereka aktif buat promosi," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement