Senin 14 Jan 2019 17:17 WIB

Kantong Plastik Ditemukan di Mulut Bangkai Pesut

Selain kantong plastik, ditemukan juga cairan kuning yang keluar dari tubuh pesut.

Red: Andi Nur Aminah
Ikan Pesut
Foto: REUTERS/Chor Sokunthea
Ikan Pesut

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Seekor pesut ditemukan sudah menjadi bangkai oleh warga di Perairan Kota Dumai, Provinsi Riau. Warga pun melihat ada kantong plastik berada di dalam mulut bangkai mamalia air tersebut.

"Iya, itu plastik. Saya tidak bisa memastikan kenapa bisa ada di dalam mulutnya (pesut, Red)," kata Pengelola Pantai Pulai Bungkuk Indah, Azhari (36) di Pekanbaru, Rabu (14/1).

Pesut tersebut ditemukan warga mati di perairan Pantai Pulai Bungkuk Indah, Dumai, Kamis lalu (10/1). Ia menambahkan bangkai itu tidak terdapat bekas luka seperti yang biasa ditemukan apabila satwa mati akibat terkena jaring maupun baling-baling kapal.

Yang membuat dia heran adalah keluar cairan kuning dari tubuh pesut tersebut, dan ada kantong plastik di mulutnya. Ia menyayangkan hingga kini tidak ada Dinas Perikanan setempat maupun Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau yang memeriksa penyebab kematian pesut itu.

Warga hingga kini tidak berani mengubur bangkai satwa itu karena takut akan timbul masalah. Apalagi kabar yang beredar pesut itu mati diduga akibat keracunan limbah dari industri minyak kelapa sawit yang banyak di pesisir Dumai. "Sepertinya tidak ada pemerintah Dumai peduli dengan lingkungan," keluhnya.

Sebelumnya, pakar kelautan memastikan bahwa mamalia laut yang ditemukan mati di perairan Kota Dumai, Provinsi Riau, bukan satwa langka Dugong. Hewan itu disebut memiliki perbedaan dari segi morfologinya.

"Menurut saya itu jelas bukan spesies dugong. Dugaan saya itu Orchaella sp. atau pesut. Karena pesut ada dua macam, pertama yang hidup di laut tepi dan muara sungai. Yang kedua pesut yang hidup di air tawar seperti sungai dan danau, seperti yang di Kalimantan Timur," kata pakar kelautan, Drh Dwi Restu Seta, Ahad (13/1) lalu.

Ia berharap ada instansi terkait seperti Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau maupun Dinas Perikanan yang harus melakukan investigasi mengenai penyebab kematian mamalia air di Dumai. Perlu ada pembedahan bangkai, nekropsi dengan memeriksa kondisi organ dalam hingga penelitian mikro laboratorium untuk mengetahui penyebabnya.

Kematian bisa banyak sebabnya. Tapi ia mengatakan biasanya kematian mamalia laut tepi yang abnormal adalah akibat pencemaran di seputaran sungai dan pantai, biasanya tumpahan minyak. "Jadi kalau ini kematian karena wabah tertentu bisa ditanggulangi secepatnya," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement